Nyonya Gu merasakan sakit tajam di dadanya. Dia bergegas mendekat, berlutut di atas kasur, dan mendekap cucunya yang sangat berharga di dalam pelukannya, "Chenglin, apa yang terjadi padamu? Siapa yang menyakitimu seperti ini?"
Begitu Gu Chenglin melihat Nyonya Gu, air mata menggenangi matanya: "Nenek, kau harus membela aku——"
Gu Chenglin membagikan pengalaman mengerikannya kepada Nyonya Gu. Dia tahu neneknya memihak kepadanya, dia akan percaya apa pun yang dia katakan. Jadi dia membiarkan kata-katanya mengalir bebas, tanpa memikirkan logika.
"Saya tidak menyentuhnya, saya bahkan tidak menyentuhnya. Dia mengenali saya sebagai adik ketiga, dendam pada saya karena telah menggertaknya ketika kami masih anak-anak dan memanggil saudara perempuannya untuk memukuli saya!"
"Gadis itu, dibesarkan di pedesaan, sekuat banteng dari bertani dan memberi makan babi, dia tidak tahu bagaimana mengontrol kekuatannya!"