Ni Yang menyuap pangsit terakhir ke mulutnya, "Cukup ngobrol."
Setelah menyelesaikan pangsit, Ni Yang mengembalikan kotak makan siang, naik ke mobil, dan pergi ke kota bersama Mo Qishen.
Mo Qishen, dengan satu tangan di kemudi dan tangan lainnya diam-diam melingkar di pinggang Ni Yang, menyandarkan dagunya di bahu Ni Yang, dan menghirup lembut wanginya rambut Ni Yang. Suara burung yang biasanya riuh kini terdengar menyenangkan di telinganya.
Ni Yang tidak menolak kelembutan tersebut dan tertawa, "Kakak Mo, bisa mengendarai mobil dengan baik nggak? Bisa pakai satu tangan?"
Laki-laki membenci jika dipertanyakan kemampuannya.
Mo Qishen segera melepaskan tangan lainnya, "Meskipun aku tidak memegang dengan kedua tangan, aku masih bisa mengontrol arah dengan baik. Yangyang, lihat betapa hebatnya aku?"
Ni Yang mengangguk setuju, "Hmm, hmm, hebat, kamu terlalu hebat."
Mo Qishen melihat profil samping Ni Yang, putih seperti giok, dan tiba-tiba ingin menciumnya.