Keributan tersebut ternyata cukup efektif; dia memang benar-benar diterima di sekolah itu.
Namun, tidak lama setelah dia mulai, dia menemukan bahwa Direktur Studi memiliki kecakapan untuk mencari masalah dengannya, perlu atau tidak.
Hanya melalui diskusi diam-diam di antara teman sekelasnya, An Hao mengetahui bahwa sebenarnya murid dari desa tetangga, yang bisa masuk sekolah menengah dengan nilai terendah, ternyata adalah keponakan Direktur Studi sendiri.
Karena An Hao membuat gebrakan, keponakan Direktur tersebut tentu kehilangan kesempatan itu, jadi saat itulah dendamnya dengan Direktur Studi dimulai.
Selama bertahun-tahun, Direktur tidak pernah menangkapnya dalam masalah serius, paling banter memberinya waktu yang sulit atau memarahinya di sana-sini.
Namun, melihat sikap Direktur hari ini, An Hao merasa dia akan membuat gunung dari sebongkah tanah liat.