"Ayah," An Hao memanfaatkan kesempatan dan berkata. "Karena keadaan sudah seperti ini dan kamu menolak untuk mengusir ibu dan anak Keluarga Bai, maka biarkan aku yang pergi. Nenek sudah meninggal, dan kamu memegang surat kepemilikan rumah dan tanah. Jika kamu masih merasa bersalah terhadapku, anak perempuanmu, berikan semuanya kepadaku."
Bai Yanjiao terkejut, dan, setelah sadar, menunjuk hidung An Hao dan mencaci maki, "An Hao, kamu bahkan berkomplot melawan ayahmu sendiri! Kamu hanya mengincar rumah ini, bukan?"
"Lalu mengapa kamu tidak pergi?" An Hao menatapnya tajam. "Jika kamu bersedia pergi, meskipun kakiku cacat, aku akan tetap membantumu pindah dengan gong dan drum serta kembang api untuk mengantarmu pergi."
"Kamu!" Bai Yanjiao tercekat oleh kata-katanya; mulutnya tidak bisa mengimbangi lidah tajam An Hao, dan dia selalu dihina olehnya.
"Cukup! Berhenti bertengkar! Aku akan mengambilnya untukmu! Selama An Ping tidak keberatan."
