Dia memberinya tatapan lucu dan mengambil mangkuk baru untuk membagi makanan menjadi porsi kecil agar dia dapat memakannya sedikit demi sedikit.
Sementara Xia Zheng makan, dia tidak lupa untuk menyendokkan satu bakso dengan sendoknya untuk memberi makan Lin Yuan. Wajah Lin Yuan memerah, dan dia menoleh ke samping, menolak untuk memakannya. Tidak diketahui berapa lama waktu yang telah berlalu, tetapi ketika dia menoleh kembali, sendok yang keras kepala itu masih menunggu di depannya. Lin Yuan merasakan kehangatan di hatinya, menggigit bibirnya, dan memakan bakso kecil dari sendok itu dalam satu gigitan.
Tidak terlalu panas, tetapi terasa hangat dan manis di mulutnya.
Baru kemudian Xia Zheng dengan puas mengangkat sudut bibirnya dan kembali makan makanannya.
Sambil mengunyah bakso di mulutnya, Lin Yuan menyadari bahwa pria ini belum mengeringkan rambutnya setelah mandi; untaian rambut yang lembap menempel di keningnya, sesekali meneteskan tetesan air.
