Setelah melihat sekilas isi paketnya, Lu Jiang langsung berhenti membukanya, khawatir pemuda yang banyak bicara itu akan memperhatikan.
Walaupun hanya lihat sekejap, ia sudah melihat toples esens malt, serta beberapa telur ayam dan telur bebek asin yang lumayan banyak.
Semua itu adalah barang langka!
Zheng Bin, pemuda yang banyak bicara itu, cepat-cepat menyeka sudut mulutnya, berusaha mencegah air liurnya menetes dengan cara yang memalukan.
Lu Jiang telah membeli tiket untuk kabin tidur. Baik pria maupun wanita, kabin tersebut cukup penuh. Sebagai personel militer, ia sengaja memilih tempat tidur atas, yang biasanya memiliki penghuni lebih sedikit.
Seragam militernya sangat menonjol, dan segera setelah naik kereta, ia disambut oleh Zheng Bin.
Zheng Bin agak terlalu akrab, tapi bagaimana dengan Lu Jiang? Selain status militernya, dia tidak mengungkapkan sedikit pun kepada Zheng Bin, namun dia berhasil memahami situasi yang terakhir.