```
Aroma tersebut mengisi udara, dan yang bisa Lu Jiang lihat hanyalah cahaya lembut dan halus di wajah istrinya. Seolah-olah senarnya hatinya dipetik tanpa henti. Dia berdiri dengan satu kaki, tak bisa menahan diri untuk mencuri ciuman, kemudian cepat-cepat duduk kembali di kursi rodanya sebelum istrinya bisa bereaksi, berputar dengan cepat dan meninggalkan aula tanpa ambang dengan ucapan "Aku akan menyajikan nasi."
"Penjahat!" Feng Qingxue menutupi wajahnya yang dicium, tidak bisa menyembunyikan semburat pipi merahnya atau menahan rasa malunya.
Tetapi Lu Jiang, seolah tidak terjadi apa pun, memanggil dari dapur, "Qingxue, bisakah kamu datang dan menyajikan nasi?"
Baru ketika dia sampai di dapur dia menyadari dengan jengkel bahwa dia hanya bisa menggerakkan satu lengan. Jika dia mendorong kursi rodanya, dia tidak akan bisa menyajikan nasi.
Feng Qingxue datang dengan muka masam, menatapnya beberapa kali.