"Tahun lalu, Feng Qingxue memberi kami satu tas gula merah, aku berpikir untuk menyimpannya untuk putri tertua kami yang due bulan ini, untuk perawatan pasca melahirkan. Aku menguncinya di lemari, tapi siapa yang tahu putrimu itu akan mengambilnya dan membuat teh manis dengannya!" Miao Fengqin hampir marah hingga mati.
"Apa hebohnya soal semangkuk teh manis?" Wang Jiao menggerutu, "Dulu aku sering minum teh manis, kamu tidak pernah bilang apa-apa. Sekarang, kenapa kamu tidak mau memberikannya kepadaku? Apakah kamu menganggap menantumu yang akan melahirkan cucu lelaki lebih penting daripada putri kandungmu sendiri? Aku terluka, kenapa aku tidak boleh minum teh manis? Jika bukan karena kamu memaksa saya menikah dengan Keluarga Lu, apakah aku akan bersembunyi di rumah nenek dan kepalaku babak belur?"
"Apakah kamu hanya minum satu mangkuk teh manis? Kenapa ada enam telur yang hilang dari duapuluh yang dengan susah payah saya simpan?"
