Feng Qingxue pulang ke rumah tak lama sebelum salju mulai turun lagi.
Serbuk salju jatuh dengan cepat dan ganas, bagai kapas robek dari bantal sobek.
Saat mengobrak-abrik kertas beras kosong dan kuas yang dia temukan dari tumpukan barang rongsokan, Feng Qingxue tiba-tiba merasa ingin belajar sesuatu yang baru.
Di usianya, kembali ke sekolah adalah hal yang mustahil tetapi dia tidak tahan membuang waktu menunggu bencana berlalu. Pun dia tidak ingin menghabiskan sisa hidupnya dengan terkubur dalam pekerjaan rumah tangga yang tak ada habisnya.
Satu-satunya hal yang layak dipelajari saat ini adalah kaligrafi, terutama karena dia memiliki latar belakang keluarga di dalamnya.
Terkagum untuk bertindak sesuai inspirasinya, Feng Qingxue segera memilih beberapa kuas yang cocok.
Kuas tersebut berkualitas baik, diproduksi di Huzhou.
Dari empat harta karun benda belajar - kertas, kuas, batu tinta, dan tatakan tinta - semua sudah ada kecuali tintanya.
