Kereta panggung itu melaju kencang, semakin jauh meninggalkan kota yang ramai, menuju pedesaan yang tenang.
Langit pun perlahan menggelap, seolah ditutupi oleh awan gelap.
Tanpa melihat matahari, sulit untuk mengetahui waktu, tetapi dengan cuaca seperti ini, rasanya hari mulai petang.
Yang mengendarai kereta panggung, Jiang Sanlang merasa ada yang tidak beres semakin jauh mereka melaju.
Di jalan raya selama musim Tahun Baru, tidak mungkin mereka bepergian setengah hari tanpa bertemu seorang pun.
Tapi kembali sekarang juga bukan pilihan yang benar.
"Erquan, siapkan parangmu dan beritahu saudara-saudaramu untuk tidak menutup tirai kereta," kata Jiang Sanlang.
Di depan adalah jalan berbukit, di mana kereta panggung harus melambat setiap kali, terkadang bahkan perlu turun dan mendorong untuk bisa naik ke atas.
Mendengar apa yang dikatakan pamannya, Jiang Quan langsung waspada dan segera mengeluarkan parang dari bawah keretanya.