Tidak perlu waktu lama, Jiang Quan menemukan kertas merah di rumahnya, memotongnya menjadi bentuk berlian, setiap lembar bertuliskan kata-kata seperti "keberuntungan", "kekayaan", "panjang umur", "kebahagiaan", dan "kemakmuran", serta dilengkapi dengan keterangan dibawahnya: Labu Anak Peri.
Kemudian, ia merekatkan kertas merah itu ke labunya sendiri. Ia melihatnya dan merasa sangat puas.
Ia memanggil dua teman mudanya, Li Dao dan Li He, menunjuk kertas merah tersebut dan berkata kepada mereka, "Mulai sekarang, labu-labu ini akan disebut Labu Anak Peri. Mau ikut?
Li Dao dan Li He bingung. "Maksudmu apa?"
"Artinya, jika kalian menempatkan labu kalian di sini bersama labu saya untuk dijual, saya akan mengambil tiga puluh persen dari pendapatan setiap labu yang terjual," jelaskan Jiang Quan.
Li He berkedip dan terlihat agak ragu. "Kenapa?"