Tuan Tua Gu berpikir Gu Huai'an akan melirik ke arahnya dengan samar seperti yang biasa dia lakukan sebelum berbalik dan pergi tanpa sepatah kata pun.
Tapi siapa sangka si nakal itu malah melangkah maju?
Mata Tuan Tua Gu tiba-tiba melebar.
Tak terduga, di saat berikutnya, Gu Huai'an dengan kaku mengulurkan tangannya, ragu-ragu, lalu memeluk kakeknya.
Di detik itu saat berpelukan, Gu Huai'an menyadari bahwa kakek yang selalu terasa seperti gunung baginya saat masih kecil kini terlihat sangat rapuh.
Suara Gu Huai'an sangat rendah, "Kakek, jangan terlalu bekerja keras, istirahatlah lebih awal."
Setelah itu, dia melepaskan pelukan, berbalik, dan meninggalkan ruang kerja, siap berbicara dengan orang tuanya.
Memang, dia masih harus sibuk untuk sementara waktu.
Namun, dalam dua bulan, ketenangan hidup akan terbalik, dan dia tidak punya pilihan selain melakukan beberapa persiapan.
Tuan Tua Gu yang baru saja dipeluk sejenak itu berkedip keras, merasa seolah dia bermimpi.
