Setelah mengetahui tujuannya, Su Qingluo tak bisa menahan diri untuk tertawa dan menangis. Didorong oleh ide untuk membantu orang lain, ia membeli gabah surplus dari mereka dengan harga dua kali lipat dari harga pasar.
Warga desa pun tentu saja sangat gembira, menyimpan perak dan meninggalkan tempat itu dengan semangat tinggi. Di sepanjang perjalanan melewati feri, mereka membual kepada orang lain. Mereka percaya bahwa keluarga mereka telah menjalin hubungan dengan boneka beruntung kecil itu dan bahwa keberuntungan mereka akan berkembang di masa depan.
Kabar baik tersebar cepat.
Menyusul dari mulut ke mulut, aliran warga desa yang datang untuk menjual gabah mereka di rumah Su tidak kunjung berhenti.
Su Qingluo dengan ramah menyambut mereka semua, setiap kali membeli gabah surplus mereka dengan harga dua kali lipat dari harga pasar. Mereka datang dengan penuh semangat dan pergi dengan senang hati, tidak ada satupun yang pulang dengan tangan kosong.