Proyektil peluru melintas dekat Evelyn, begitu dekat sehingga dia bisa merasakan hembusan udara di kulitnya. Pikirannya menjadi kosong sejenak, ketakutan yang amat sangat membuatnya terpaku di tempat. Namun untungnya, peluru itu tidak mengenainya. Sebagai gantinya, peluru itu menggores lengannya, rasa perih dari luka itu membangkitkannya kembali ke kenyataan.
"Eva!" suara Zevian menerobos kekacauan, lengan kuatnya menariknya keluar dari garis tembak sebelum gadis itu bisa menembak lagi.
John, yang telah siap di kursi pengemudi, menegang mendengar suara tuannya. Matanya melirik ke kaca spion, menilai situasi. Untungnya, mobil mereka sangat tahan peluru, dan peluru nyasar itu memantul dari atap kendaraan dengan suara tumpul. Namun, suara keramaian orang banyak yang telah berkumpul di tempat kejadian cukup membuat Kiana, yang terbangun di kursi belakang, terkejut.
