Mianmian sama sekali tidak menyadari bahwa kata-katanya akan membuat Kakek Zhao dan Nenek Zhao salah paham tentang keadaan orang tuanya.
Dia mengikuti induk babi yang sedang hamil besar, menggenggam kepalan tangannya erat-erat untuk memberikan semangat pada sang induk babi, "Babi Ibu, ayo kau bisa, kau adalah babi terbaik."
Setelah Mianmian selesai berbicara, induk babi tersebut mengerang dua kali, seakan ingin menyatakan bahwa dia telah mendengarnya.
Dengan godaan apel yang menarik perhatian si babi, tidak lama kemudian babi itu dipimpin ke dalam kandang bersalin, berbaring di atas jerami yang sudah disiapkan sebelumnya, terus-menerus mengerang dan mengeluh.
Induk babi sangat menyukai apel, dan dia memakan semua apel dalam keranjang yang dipersiapkan oleh Kakek Zhao selagi terbaring. Setelah makan, si babi berjuang untuk berdiri dan mengubah arah, matanya bertemu dengan pandangan Mianmian.
Mianmian tersenyum manis, "Jadilah baik, manis dan baik."