"Jadi, kamu sudah familier dengan tempat ini?" Duke bertanya saat mereka memasuki villa, mengamati Kisha yang dengan percaya diri mengarahkan mereka ke saklar lampu.
Kisha mengangkat bahu dengan santai. "Ini kan villa milikmu?"
Duke terkekeh saat ia berjalan ke ruang tamu. "Apakah aku pernah menyebutkan ini pada kehidupanmu yang lalu?"
"Tidak, ini adalah rumah kita," jawab Kisha, bergabung dengannya di sofa dan merosot ke dalam kenyamanannya.
Mendengarnya mengatakan 'rumah kita' membuat seluruh tubuhnya tegang. Hanya ada satu alasan yang bisa ia pikirkan mengapa mereka bisa tinggal bersama di bawah satu atap. Pandangannya menggelap saat ia menatapnya, meskipun Kisha menggunakan penyamaran yang menakutkan, tapi otak Duke secara otomatis mengganti penampilannya ke wajah aslinya saat ia menatapnya tanpa berkedip.
Merasa tatapan intens Duke menembus dirinya, Kisha dengan malas mengangkat kepalanya untuk menatap mata Duke. "Ada apa?"
