"Ibu, tidak bisa begitu. Biasanya, saya hanya di sekolah. Akhirnya, saya memiliki kesempatan untuk bekerja di ladang. Izinkan saya pergi," ujar dia, tidak ingin mendengar saudara perempuan iparnya bergosip tentang dirinya yang malas dan memanfaatkan situasi saat musim panen sibuk ketika makanan seharusnya disajikan di kafetaria.
Melihat keteguhan hatinya, ibu Yunhan akhirnya mengalah. "Baiklah, kita semua akan pergi bekerja." Pekerjaan pertanian selama musim ini melelahkan, tapi memiliki anak sulungnya dan anak kedua membantu di kafetaria bisa membuat semuanya menjadi lebih mudah.
Ketika ayah Yunhan pulang ke rumah, istrinya berbagi rencana mereka dengannya.
Sebenarnya, dia juga telah mengamati. Setelah anak bungsu mereka pergi, menantu perempuan yang rajin itu tidak hanya pergi ke sekolah tetapi juga memetik rumput babi setiap hari dan mengurus rumah tangga.