"Apa maksudmu tidak ada cuti? Bukankah kamu wakil komandan? Apa kamu hanya mendapat satu hari libur dalam sebulan?"
Yun Hao hanya mengabaikan Lu Jingyi, seolah-olah dia tidak ada.
Tentu saja, Lu Jingyi tidak akan diam saja.
"Hei, hei, Yun Hao, Yun Hao....."
"Urusan pribadi saya bukan urusan Anda, Kamerad Lu." Yun Hao berjalan ke arah kafetaria.
Menyinggung?
Dia tidak mencapai posisinya lewat jalan belakang.
Lalu bagaimana jika dia menyinggung seseorang?
Jika Kolonel Lu ingin menuntut keadilan atas masalah sepele untuk putrinya, dia sudah siap.
Lu Jingyi merasa marah, wajahnya memerah dan urat-uratnya menonjol.
Dia tidak pernah mengira Yun Hao akan menolaknya begitu saja.
Dia mengetahui betul bahwa dia adalah putri dari Lu Zhendong, namun dia masih saja memperlakukannya dengan tidak sopan?
Apakah dia juga memiliki dukungan yang kuat?
Tapi siapa di Kyoto yang pernah mendengar ada Jenderal Yun?
