Ibu Yun tampak cemas, "Ahao, dia hanya pulang sekali setahun, dan bayangan dia merawat orang lain sampai mati menusuk hati saya. Dia anak saya, bagaimana mungkin dia menghadiri pemakaman orang lain?"
Ayah Yun menghela napas panjang, "Jika Ahao tidak bangun, apakah kamu masih akan berpikir sama? Istriku, kita harus menjaga hati nurani kita agar tetap bersih dalam segala yang kita lakukan. Mertua Ahao awalnya tidak tahu kalau Ahao akan segera bangun, dan mereka sudah sepenuhnya siap untuk mendukungnya seumur hidup. Apakah kamu menyarankan mereka harus terus merawat Ahao sepanjang hidupnya?"
"Bukankah kita memiliki tiga anak lelaki? Mengapa kamu bersikeras bahwa yang bungsu harus memenuhi kewajiban ini? Mengapa bukan yang sulung atau yang kedua? Apakah karena anak bungsu kita telah mengirim uang pulang selama bertahun-tahun, jadi itu tugasnya?"
Ayah Yun sejujurnya tidak tahu bagaimana meyakinkan istrinya yang keras kepala.