```
Mata wanita tua itu bergeser, dan dia berkata ragu-ragu, "Gadis seperti itu, tidak sembarang orang bisa memegangnya..."
Sebelum dia selesai berbicara, pandangan Gougou berubah dingin, kilatan keganasan melewati matanya.
'Ctuyh...'
Dia meludah gumpalan ludah tebal ke tanah.
"Dia tidak akan berani! Kalau dia berani lari, aku akan patahkan kakinya," katanya dengan nada kejam.
Kemudian, suaranya melunak.
"Lagipula, Ibu ada di sini kan? Ibu akan membantuku mendidiknya, apakah aku punya anak atau tidak, itu terserah Ibu."
Hati wanita tua itu berbunga dengan kebahagiaan, manja oleh kata-kata anaknya.
"Kamu ingat betapa baiknya ibumu, itu bagus. Cuma jangan lupa pada ibumu kalau sudah dapat istri."
Gougou, dengan wajah bercanda dan tertawa, mempermanis ibunya dengan kata-kata manis.
"Tentu saja tidak, dari semua wanita di dunia, hanya Ibu yang aku percaya. Hanya Ibu yang tidak punya kepentingan pribadi terhadap anaknya."
Senyum di sudut mulut wanita tua itu semakin dalam.