Mata Qingmu berkedip dengan sorot rasa duka saat ia mulai mengeluh.
"Tanyakan padanya," katanya sambil menunjuk ke arah Gu Yingzhou, berikrar untuk merusak citra pria ini di hati kakaknya.
"Apa salahnya mengunjungi kakak kandung sendiri? Sebaliknya, orang luar malah mencabut lenganku. Apakah tidak ada keadilan di dunia ini?"
Gu Yingzhou menoleh ke arah Qingmu, wajahnya mencampurkan perasaan frustrasi dan keputusasaan, dan menjelaskan, "Saya tidak bermaksud..."
"Jika kamu tidak melakukannya dengan sengaja, berarti kamu memang sengaja melakukan itu," Qingmu tidak memberinya kesempatan untuk menjelaskan.
Saat berbicara, dia melihat ke bawah ke lengan kanannya yang lemah.
Bahkan tanpa kata-kata, seseorang bisa merasakan rasa ketidakadilannya.
Gu Yingzhou belum pernah sebelumnya bertemu dengan pria yang begitu irasional dan terang-terangan licik, merasa sepenuhnya tidak berdaya.