Dia menatapnya terlalu penuh harap. Matanya berkilau seperti berlian terang saat dia menunggu penghakimannya. Caishen tiba-tiba merasa tertekan saat dia memasukkan garpu ke mulutnya. Acara pribadi mencicipi makanan ini mungkin menjadi hal paling penting yang akan dia lakukan hari ini. Tentu saja, dia tidak ingin dia berhenti merekomendasikan hal-hal yang belum pernah dia coba. Dia mulai menyukainya.
Wajahnya begitu dekat hingga hampir meniup nafas padanya.
"Mungkin kamu harus mundur sedikit." dia menyarankan.
Dia mengangguk seperti cicak dan mundur tetapi tatapan penuh harap di matanya tidak berkurang.
Dia menelan ludah, meletakkan garpu di bibir dan makanannya di mulut.
"Jadi...." Alix berkata terlalu antusias.
Dia mengunyah perlahan, memberi dirinya kesempatan untuk merasakan dan menilai. Saat sudut bibirnya bergetar, Alix mendapatkan jawabannya.
"Ya, skor." dia bersorak.
