Fiturnya mencolok, berani dan santai.
Kecantikannya datang seperti sebuah serangan, sebuah pernyataan daripada sebuah undangan halus.
Namun, ketika sikapnya menjadi dingin, garis alis dan matanya juga terlihat dingin, mengeluarkan rasa ketidakpedulian yang ekstrem.
Yu Yao ragu sejenak.
Dia belum pernah melihat Si Fuqing menatapnya dengan mata seperti itu—dingin, acuh, dan tenang.
Pupil hitam pekatnya seperti kolam gelap yang beku, dan sudut mata yang secara alami terangkat tidak menunjukkan bahkan sedikit pun pura-pura tersenyum.
Ketika dia masih belajar di luar negeri, dia terkadang bertemu dengan Si Fuqing tetapi tidak pernah memperhatikannya lebih dari sekali.
Lagipula, tiga tahun yang lalu, dia selalu tampil dengan riasan tebal dan kelebihan berat badan.
Tidak ada hal tentang dirinya yang pantas mendapatkan perhatiannya.
Belakangan, dia mendengar dari beberapa sosialita bahwa Si Fuqing mengalami sakit parah di usia 16 tahun.
