Nian Tingchu mengeluarkan teleponnya dan mulai menekan nomor.
suaranya masih bergetar saat ia berbicara, "Yi'an, sekarang kamu punya seorang adik perempuan. Aku akan membelikanmu tiket pesawat akhir pekan ini. Datang dan lihat adikmu; dia cantik, sangat mirip dengan pamammu."
"Benarkah?" Nian Yi'an terkejut sejenak.
Mendengar suara serak Nian Tingchu, rasa asam merebak di dadanya, dan ia berbicara lembut, "Lalu, Ayah, keinginanmu bertahun-tahun ini akhirnya bisa terwujud. Kamu bisa istirahat sekarang."
Kematian dini Nian Hechuan dan istrinya adalah simpul di hati Nian Tingchu, ditambah dengan rasa bersalah karena tidak dapat mengambil anak perempuan mereka satu-satunya sebelum mereka meninggal.
Nian Tingchu bekerja serabutan sambil tidak kenal lelah mencari di seluruh Negara Timur, tampak menua oleh usahanya.
