"Kamu bicara tentang itu? Itu karena aku terlalu asyik dengan teleponku sehingga aku tidak akan menyadari kamu, bahkan jika kamu duduk di sebelahku, andai kamu tidak bicara tadi. Kamu tidak minta maaf karena itu, kan? Kamu tidak benar-benar menakutiku."
"Tidak, bukan itu. Sebenarnya, aku sempat melihat layar teleponmu. Kamu terlalu asyik sehingga aku akhirnya melihat agak lama, tapi aku tahu itu sebenarnya cukup tidak sopan, jadi aku langsung menoleh ke lain hati."
Wenyan mengangkat alis, "...Sebenarnya, kalau kamu tidak sebutkan, aku bahkan tidak akan tahu."
"Aku tahu, tapi aku rasa aku harus jujur padamu. Karena aku lihat namaku. Aku cukup tahu apa yang sedang dibicarakan di online."
Wenyan menatapnya, "Kamu sudah lihat pencarian tren hari ini?"
"Aku meliriknya saat bangun pagi. Ingin membicarakannya? Sebenarnya aku punya cukup banyak pengalaman menghadapi hal-hal seperti ini."
Wenyan tersenyum, "Kamu tidak punya skandal sekarang, kan?"
