Ketika Shen Mingzhu terbangun, sudah hampir jam 5 sore.
Dia berbaring di sofa rotan dengan selimut tipis menutupinya, dari sudut pandangnya dia bisa melihat Pei Yang di balik meja.
Konon, pria yang serius dengan pekerjaannya adalah yang paling menarik, dan itu benar adanya bagi Pei Yang juga.
Rambutnya, yang terbagi rapi dengan perbandingan enam banding empat, disisir ke belakang dengan lilin rambut, membuat keningnya tampak mulus dan lebar. Alisnya yang sedikit terangkat memberikan wajahnya tampilan tiga dimensi dan mendalam.
Mungkin merasa panas, ia membuka dua kancing di lehernya, memancarkan campuran sensualitas dan kegagahan yang membentuk pesonanya yang matang.
Pria ini sangat tampan.
"Sudah sadar?"
"Iya."
Baru ketika dia menjawab, dia menyadari tenggorokannya sangat kering.
Pei Yang menaruh pekerjaannya dan bangun untuk menuangkan segelas air untuknya.
Setelah meneguk sebagian besar gelas itu, tenggorokan Shen Mingzhu terasa lebih lega, tapi kepalanya masih kacau.
