"Yuemei, saat kamu berbicara atau bertingkah, kamu harus mengecek dulu hati nuranimu. Jangan asal bicara hal-hal yang bisa menyakiti orang dan membuat hati mereka jadi dingin!"
Jia Yuemei tak menduga keluhan santainya bisa membuat Du Juan yang biasanya ramah menjadi marah.
Dia tak berani bersuara sejenak.
Shen Xiangnan berdiri untuk menenangkan keadaan, "Kakak ipar, jangan ambil hati ucapan Yuemei. Dia cuma bilang begitu tanpa maksud apa-apa."
Tapi Du Juan tidak ingin membiarkan masalah ini begitu saja.
Ini bukan pertama kalinya Yuemei menuduh Shen Mingzhu lebih memilih mereka.
Baik sengaja atau tidak, dia sudah menahan ini lama sekali, dan dia harus mengeluarkan apa yang dipikirkannya hari ini juga.
"Pada mulanya, kami mengikuti Xiangnan ke kota satu per satu. Xiangnan mendapat pekerjaan di pabrik tekstil, dan kami mendirikan kios kecil menjual krep telur. Setiap orang punya jalannya sendiri."