"Ya ampun, katanya Kepala Sekolah Hardrick datang ke sekolah kita hari ini."
"Beneran, beneran gak?"
"Sulit dipercaya, bukan?"
"Beneran kok, katanya dia datang untuk penerimaan murid baru."
"Ngawur, gak mungkin lah, kan dia Kepala Sekolah Hardrick, kenapa dia peduli sama sekolah kecil kita."
"Dalam sejarah, kamu bisa hitung di jari berapa banyak dari sekolah kita yang masuk ke Hardrick's."
Ketika Lu Qingyi masuk ke kelas, dia mendengar keributan keras.
Dia mengerutkan kening kesal.
Hardrick, Kepala Sekolah?
Dia dengan santainya mengeluarkan ponselnya, membuka WeChat Lun Boyan, mengirim pesan, lalu sembarangan memasukkan ponsel kembali ke sakunya.
Ponsel itu berdering tak lama kemudian, dengan sedikit frustasi, Lu Qingyi mengusap keningnya dan keluar dari kelas.
"Sayangku, kamu tidak datang untuk melihat kakek tua ini, maka kakek tua ini datang untuk melihat kamu."
Begitu telepon tersambung, suara Lun Boyan terdengar.