Kamis berikutnya pun tiba...
[Di suatu tempat di dunia...]
Renren bersandar di tempat tidur berbaring yang bisa disetel posisinya di rumah sakit. Tangannya yang lain terbaring di atas perutnya, memperlihatkan infus yang tertusuk di punggung tangannya. Matanya tetap terpaku pada buku yang sedang dibacanya — kali ini, buku tersebut adalah buku studi tentang hewan pengerat.
"Renren, bagaimana kabarmu di sana?" suara Ray terdengar di ruangan, tetapi ketika Renren berpaling, pandangannya mendarat pada laptop di meja samping tempat tidurnya. "Kamu sudah merindukanku ya?"
"Tidak."
Ray mengerutkan kening. "Kenapa begitu?"
"Karena aku memang tidak merindukanmu."
Kening Ray semakin berkerut, menatap sepupunya dengan kekecewaan. Meskipun Renren berada ribuan mil jauhnya, dia masih bisa menyakiti perasaan Ray.
"Tidak berperasaan!" Ray menyatakan dengan kecewa. "Kenapa kamu meneleponku sekarang jika kamu tidak merindukanku?"
"Kamis. Ini hari Kamis di sana."