Satu minggu kemudian...
Ray membaca bahan pelajarannya dengan cepat, sesekali menuliskan catatan. Biasanya ia hanya menyorot beberapa kata kunci, tetapi karena bahan itu disiapkan oleh sepupunya yang tercinta, ia ingin memeliharanya apa adanya.
Melihat Ray, Renren menggelengkan kepalanya dengan lembut.
'Dia terlihat normal saat belajar,' pikirnya. 'Semoga dia belajar 24/7.'
Di mata banyak orang, Ray adalah seorang jenius. Ia juga tampan dan berperilaku baik — terkadang. Tapi dalam pandangan Renren, Ray seperti anak kecil. Renren hanya beberapa bulan lebih tua dari Ray, tapi Ray bersikap seolah-olah ia sepuluh tahun lebih muda darinya.
"Otakku lelah." Ray menutup matanya untuk memberi dirinya waktu bernapas. "Istirahat sepuluh menit."
"Apakah anak ini mengancam siswa bintang?" tanya Renren karena penasaran. "Aku belum pernah melihatmu belajar sebanyak ini."