[PERINGATAN: BAB INI MENGANDUNG KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA. BACA DENGAN HATI-HATI.]
Ketika anak-anak Bennet pulang ke rumah, mereka berhenti ketika melihat Allison, Jessa, dan bahkan para koki di ruang makan. Semuanya duduk mengelilingi meja makan, wajah mereka menunjukkan kelelahan. Tampaknya bukan karena mereka saling mengabaikan. Tetapi lebih karena mereka terlalu sibuk menyemangati diri sendiri secara mental.
"Sekarang, saya merasa kasihan pada mereka," gumam Penny, berpikir mereka tidak akan selelah ini jika bukan karena kegiatan amal itu.
Namun, makanan untuk besok bukan karena Penny meminta mereka melakukannya. Kakak-kakaknya lah yang menawarkan untuk mengambil peran itu.
"Penny, kamu dan Slater pergi dulu," ujar Hugo, mendapatkan perhatian adiknya. "Kakak Pertama dan saya harus membantu di dapur."
'Saya?' Atlas mengerutkan kening dan secara diam-diam menatap Hugo, tapi Kakak Kedua membalas tatapannya dengan senyum malaikat.