Saya adalah seorang mahasiswa berusia 25 tahun di Fukuoka. Hidupku tak berjalan seperti yang diharapkan. Pengangguran, tak punya rumah, dan merasa hampa, aku bertahan hidup dari hari ke hari tanpa arah yang jelas. Saat kecil, aku dekat dengan keluargaku, terutama dengan kedua orang tuaku. Namun, setelah bertahun-tahun mengurung diri, hubungan kami merenggang. Keluargaku tak pernah benar-benar memahami apa yang kurasakan. Mereka berbicara tanpa pernah mendengarkan isi hatiku. Akhirnya, rumah yang dulu hangat berubah menjadi tempat penuh konflik yang seolah tak pernah ada akhir.
Masa sekolahku juga tak berjalan baik. Aku pernah menjadi korban perundungan—anak-anak memanggilku "Peanut Dick," sebuah julukan kejam yang menghancurkan rasa percaya diriku. Sejak saat itu, aku lebih sering menyendiri, menenggelamkan diri dalam dunia game dan anime, di mana aku bisa melarikan diri dari kenyataan pahit. Aku membayangkan hidup di dunia fantasi, dengan sihir, pedang, dan seorang wanita impian yang bisa mencintaiku apa adanya. Tapi kenyataannya, yang kulihat di cermin hanyalah seorang pria biasa yang tak memiliki masa depan.
Lalu, sebuah tragedi menghancurkan hidupku. Orang tuaku mengalami kecelakaan fatal. Aku tidak hadir di pemakaman mereka—sebuah keputusan yang membuatku dibenci oleh saudara-saudaraku. Mereka marah besar, menghancurkan komputerku, satu-satunya hal yang kusayangi lebih dari diriku sendiri. Saudara laki-lakiku yang ahli karate menghajarku hingga aku tak berdaya. Aku diusir dari rumah tanpa memiliki apa-apa kecuali pakaian di tubuhku. Kehidupan yang sudah hancur, kini terasa semakin tak tertolong.
Tanpa tujuan, aku berkeliaran di jalanan. Dengan sisa uang yang kumiliki, aku menginap di warnet dan mencoba mencari tahu bagaimana cara mencari pekerjaan. Meskipun aku tahu dasar-dasarnya, aku tidak punya tempat tinggal untuk mencantumkan alamat di resume. Pada akhirnya, aku melamar sebagai pekerja kasar di distrik pengolahan kayu, tempat di mana aku bisa bekerja tanpa banyak syarat.
Di pagi hari, aku berjalan menuju tempat kerja baruku. Jalannya jauh dari kota, melintasi hutan yang gelap dan sunyi. Saat aku melangkah di tengah pepohonan, sesuatu yang tak terduga terjadi. Di tanah, tak jauh dariku, sebuah cahaya misterius tiba-tiba muncul. Aku berhenti dan memperhatikan, bingung dan takjub. Dari balik pepohonan, muncul seorang pria berjubah hitam abu-abu, membawa sebuah artefak aneh di tangannya. Dia mulai merapalkan sesuatu—sebuah mantra—dan dari artefak itu, sebuah lingkaran sihir besar muncul di udara, bercahaya terang hingga langit.
Aku terkejut. "Apa yang sedang terjadi?" gumamku, setengah tak percaya. Sosok berjubah itu kemudian menghilang ke dalam pusaran cahaya yang tiba-tiba terbentuk di udara. Tanpa pikir panjang, aku berlari ke tempat di mana lingkaran sihir itu muncul. Di sana, aku menemukan pola-pola simetris besar yang terukir di tanah. Itu sangat mirip dengan sesuatu yang pernah kulihat di internet—crop circles, sebuah fenomena misterius yang belum bisa dijelaskan oleh sains.
Di tengah pola itu, aku menemukan sebuah artefak bercahaya. Bentuknya aneh, penuh ukiran rumit yang tak berasal dari dunia ini. Rasa penasaran membawaku untuk mengambilnya, tapi tak lama setelah itu, aku diserang. Sekelompok pria bersetelan hitam menembakku, menghajarku hingga aku tak sadarkan diri. Sebelum pingsan, aku melihat mereka membawaku pergi ke tempat yang tak kuketahui.
Saat tersadar, aku berada di sebuah ruangan gelap, dikelilingi oleh dinding batu yang dingin. Lengan kiriku sudah dirawat, tapi rasa sakit masih terasa. Ketika aku berjalan keluar, aku melihat lorong-lorong panjang dengan ukiran simbol misterius di setiap dindingnya—simbol-simbol yang sangat mirip dengan lingkaran yang kulihat di hutan. Ketika aku menyentuh salah satu simbol itu, kesadaranku tiba-tiba terbawa ke dunia lain—sebuah dunia penuh dengan makhluk aneh, ksatria berzirah, dan naga raksasa yang menghancurkan segalanya dengan sihir.
Aku tersadar kembali di dunia nyata, tapi segalanya sudah berubah. Aku terjebak dalam sebuah misteri yang jauh lebih besar dari yang pernah kubayangkan. Mereka yang menyanderaku ternyata adalah sekelompok peneliti yang sedang menyelidiki fenomena misterius ini. Mereka percaya bahwa lingkaran sihir yang kulihat adalah portal menuju dunia lain, dan artefak yang kutemukan adalah kunci untuk membukanya.
Namun, segala sesuatu menjadi kacau. Ketika kami mencoba untuk menyatukan semua bagian dari misteri ini, sesuatu yang mengerikan terjadi. Portal besar terbuka, menelan seluruh bangunan dan orang-orang di dalamnya. Aku berusaha menyelamatkan mereka, tapi gagal. Ledakan dahsyat mengguncang tanah, membakar tubuhku, dan melemparkanku jauh. Saat aku terbaring di tanah, terluka parah, aku sadar bahwa hidupku yang selama ini terasa hampa tiba-tiba memiliki tujuan.
Di ambang kematian, aku menyadari bahwa ada sesuatu yang lebih besar yang harus kuhadapi. Rahasia kuno, dunia yang tersembunyi, dan perang besar yang akan menentukan nasib dua dunia. Pertanyaannya kini, apakah aku siap menghadapi semua ini? Atau, seperti sebelumnya, aku akan kembali lari dari kenyataan?
(Tetapi untuk sekali aja aku ingin…)
(Ingin...)
Pandangan mata mulai tertutup.