Chereads / Legenda Dunia Terakhir / Chapter 1 - Bab 2 : Misteri Menara Langit

Legenda Dunia Terakhir

Febriyan_Yudha
  • --
    chs / week
  • --
    NOT RATINGS
  • 127
    Views
Synopsis

Chapter 1 - Bab 2 : Misteri Menara Langit

Rai melangkah perlahanmengikuti Hyun dan Maya tampak sudah terbiasa dengan perjalanan panjang.Setiap langkah yang dia ambil semakin menjauhkannya dari desa tempat ia dibesarkan dan semakin dekat dengan petualangan yang belum pernah ia bayangkan sebelumnya.Jalan setapak yang mereka lalui berliku di antara pepohonan besar yang menjulang tinggi,dengan sinar matahari yang hanya mampu menembus sedikit melalui celah dedaunan.

Sejak meninggalkan desa,pikiran Rai dipenuhi oleh berbagai pertanyaan.Siapa sebenarnya Hyun dan Maya?Mengapa mereka memilih untuk membawanya?Dan apa sebenarnya yang menunggunya di depan sana?Namun,dia tahu bahwa semua pertanyaan itu akan terjawab seiring perjalanan.

Mereka berjalan dalam diam,hanya suara langkah kaki dan gemerisik daun yang terdengar.Hingga akhirnya,Hyun memutus keheningan."Rai,"panggilnya dengan suara rendah namun jelas."Apa yang kau ketahui tentang Menara Langit?"

Rai terdiam sejenak,berusaha mengingat-ingat cerita yang pernah ia dengar."Menara Langit...Aku pernah mendengar nama itu dari cerita-cerita lama.Mereka bilang itu adalah tempat suci,dijaga oleh kekuatan kuno.Tapi, aku tidak tahu banyak lebih dari itu."

Hyun mengangguk,"Itu tidak jauh dari kebenaran.Menara Langit adalah salah satu tempat paling kuno di Nusaterra.Di sana, tersembunyi sebuah kekuatan yang mampu menyeimbangkan cahaya dan kegelapan. Vargas sangat menginginkannya.Jika dia berhasil mendapatkannya,tak ada yang bisa menghentikannya."

Maya,yang berjalan di samping Rai, menambahkan,"Kita harus sampai di sana sebelum Vargas atau setidaknya sebelum anak buahnya berhasil menguasai tempat itu.Ini bukan hanya tentang menghentikan Vargas,tapi juga menjaga agar keseimbangan dunia tetap terjaga."

Rai mengangguk meskipun hatinya masih dipenuhi keraguan.Dia baru saja menyadari betapa besar tugas yang kini ada di pundaknya.Namun,ada satu hal yang dia tahu pasti~dia tidak bisa mundur sekarang.

Setelah berjam-jam berjalan,mereka akhirnya tiba di pinggiran hutan.Di depan mereka terbentang dataran luas yang gersang,dengan tanah yang retak-retak dan langit yang kelabu.Di kejauhan,menjulang tinggi sebuah menara hitam yang tampak menusuk langit.Menara Langit~tempat yang mereka cari.

"Sudah lama aku tidak melihatnya dari dekat,"kata Hyun sambil memandang menara dengan mata yang penuh kekaguman."Tempat ini menyimpan rahasia yang bahkan aku tak bisa sepenuhnya dipahami."

Maya menghela napas panjang."Kita harus berhati-hati.Vargas pasti sudah mengirimkan pasukannya ke sini.San tempat ini...tempat ini memiliki kehendaknya sendiri."

Rai mengerutkan kening."Kehendak sendiri?"

Hyun mengangguk.Menara Langit adalah lebih dari sekedar bangunan Ia hidup,dalam arti tertentu.Dan ia hanya akan menerima mereka yang dianggap layak.Jika tidak,kau mungkin tidak akan pernah keluar dari sana."

Kata-kata itu membuat Rai merinding.Taoi dia tahu bahwa mereka tidak punya pilihan lain.Dengan hati-hati,mereka mulai berjalan menuju menara,sementara bayangan panjang dari menara tersebut menjulur hingga ke kaki mereka.

Setelah beberapa saat,mereka tiba di kaki menara.Pintu besar dari batu berdiri di depan mereka,tertutup rapat tanpa ada tanda-tanda kehidupan.Di atas pintu itu,simbol-simbol kuno terukir dalam bahasa yang tak bisa dipahami lagi kebanyakan orang.Maya melangkah maju,menyentuh salah satu simbol itu,dan berbisik dalam bahasa kuno yang terdengar asing di telinga Rai.

Tiba-tiba,pintu besar itu mulai bergetar, kemudian terbuka dengan suara gemuruh. Udara dingin keluar dari dalam,membawa serta bau lembab dan kuno.Tanpa menunggu lebih lama,Hyun mengangguk pada Rai dan Maya,memberi isyarat untuk masuk.

Di dalam lorong gelap menyambut mereka. Dinding-dindingnya terbuat dari batu hitam yang memantulkan sedikit cahaya yang masuk.Rai merasakan detak jantungnya meningkat.Setiap langkah yang mereka ambil bergema di seluruh lorong,seolah-olah ada ribuan telinga yang mendengarkan mereka.

Namun,tak lama setelah mereka masuk, sesuatu yang aneh mulai terjadi.Udara si sekitar mereka tiba-tiba terasa lebih berat dan bayangan di dinding tampak bergerak dengan sendirinya.Rai menghentikan langkahnya dan melihat ke sekeliling,tetapi tidak ada apa-apa di sana.

"Kau merasakannya?"tanya Maya pelan,matanya waspada.Rai mengangguk. "Ada sesuatu di sini...sesuatu yang tidak terlihat."

Hyun menghunus pedangnya dan suara logam yang bergesekan itu terdengar nyaring dalam keheningan."Menara ini tidak akan membiarkan kita masuk dengan mudah. Bersiaplah."

Tak lama kemudian,bayangan-bayangan yang di dinding berubah bentuk,menjadi makhluk-makhluk hitam dengan mata merah yang menyala.Mereka mendesis dan mendekat dengan cepat mengelilingi Rai,Hyun dan Maya.

Tanpa berpikir panjang,Rai mengangkat pedangnya yang mulai bersinar dengan cahaya terang.Dia mengayunkan pedang itu ke arah salah satu makhluk bayangan dan dalam sekejap,makhluk itu lenyap menjadi asap hitam.Namun,mereka terus datang,lebih banyak dari yang mereka lawan.

Maya mulai merapal mantra,menciptakan penghalang cahaya di sekitar mereka, sementara Hyun menyerang dengan kecepatan dan kekuatan yang menganggumkan.Meski begitu,jumlah musuh seolah tak pernah berkurang.

Rai merasakan keringat dingin mengalir di dahinya.Dia tahu bahwa mereka tidak bisa terus seperti ini.Mereka harus menemukan jalan keluar,atau mereka akan terkuras hingga tak berdaya.

Saat itulah,Rai merasakan sesuatu dalam dirinya, sesuatu yang berbeda.Kekuatan yang pernah dia rasakan saat melawan Talon di desa kembali mengalir melalui tubuhnya, kali ini lebih kuat dan lebih terarah.Cahaya dari pedangnya semakin terang,hingga akhirnya menerangi seluruh lorong.

Makhluk-makhluk bayangan itu berteriak kesakitan,kemudian lenyap satu per satu, seolah-olah cahaya itu membakar mereka. Dalam sekejap,lorong menjadi sunyi.

Mata menurunkan tangannya,terengah-engah setelah merapal mantra yang panjang.

Hyun mengamati sekeliling dengan waspada, memastikan bahwa tidak ada lagi ancaman."Kau berhasil,Rai,"katanya akhirnya."Kekuatanmu semakin berkembang."

Rai menatap pedangnya yang perlahan kembali normal."Aku tidak tahu bagaimana aku melakukannya..."

"Pedang itu terhubung denganmu,"Maya menjelaskan."Dan kekuatanmu meningkat setiap kali kau menggunakannya dengan niat yang benar."

Hyun menepuk bahu Rai."Kita belum keluar dari bahaya.Mari kita lanjutkan."

Mereka melanjutkan perjalanan melalui lorong yang tampaknya tidak berujung, hingga akhirnya mereka tiba di sebuah ruangan besar yang diterangi oleh cahaya misterius.Di tengah ruangan itu berdiri sebuah altar kuno,dengan sebuah bola kristal besar yangmengambang di atasnya. Cahaya dari bola itu memancar lembut, memberikan kehangatan yang menenangkan.