"tik, tik, tik" suara tetesan air disebuah gua gelap yang membuat suara air ini bergema.
" Ugh.." Aku bangun sambil memegang kepalaku. Badan ku sakit semua, sangat sakit seperti selesai bertarung melawan seseorang.
Aku melihat kesegala arah dan ternyata benar, aku baru selesai mengikuti pesta malam para goblin ini. Pesta dengan sebuah pertarungan dan makanan. aku ikut berpartisipasi dalam pertarungan ini, dan jelas saja aku pasti yang kalah pertama sekali.
Aku berjalan keluar gua, diluar masih hujan, cukup deras dan biasanya kami tidak akan keluar saat hujan, selain karena hutan akan berkabut tebal, dihutan ini ada makhluk penghuni hutan yang akan keluar disaat hujan tiba dan kami merupakan salah satu incaran makhluk itu.
Matahari bersinar kembali.
Sang shaman dari kelompok kami mengisyaratkan kami untuk keluar mencari makanan. Biasanya kami akan berburu babi hutan, ayam hutan atau kalau kami cukup kuat, kami bisa saja memangsa beruang hitam yang ukurannya bahkan sampai tiga kali lipat tubuh kami. Namun karena kami tidak akan mau mati sia-sia, biasanya kami menghindari beruang hitam tersebut.
Aku bergerak berkelompok, satu kelompok berisi lima goblin. Kami berlima hanya akan berkeliling disekitar goa saja dan senjata kayu tumpul adalah senjataku yang sudah cukup untuk aku menyerang dan berlindung dari mangsa kami. Walaupun kami belum tentu akan selamat dengan senjata seperti ini.
"Graaaakkk!!!! [ADA SUARA!!]" Teriak salah satu goblin
Sekitar 20 meter dari kami, ada rombongan manusia lewat. Prajurit berkuda berjumlah empat orang. Kereta kencana dan juga enam perajurit membawa tombak berjalan disampingnya.
"Grrraaaakkk [Manusiaa!!!]" Salah satu goblin berteriak sambil berlari dan diikuti dengan tiga goblin lainnya. Hanya aku yang tertinggal karena aku goblin yang paling lamban.
Empat goblin itu melompat dari balik semak semak. Menghadang para manusia secara membabi buta. Karena sebenarnya goblin sangat dendam kepada manusia. Karena manusialah yang selalu membunuh para goblin tanpa belas kasihan. Sehingga kami tanpa berpikir panjang akan menyerang manusia.
"KIta di hadang empat ekor Goblin!! Siapkan senjata!!" teriak pengawal
"Tidak perlu, biar aku urus" seorang pria berbaju zirah kerajaan maju. Membawa sebuah greatsword
"Graaaak [SERANG!!]"
Empat goblin itu maju berlari lurus ke arah Knight tersebut, namun dengan satu kali tebasan empat goblin itu terbelah menjadi dua. Kekuatan yang luar biasa. Terlihat dari pedang yang terlapisi aura biru yang sangat terang.
Aku baru sampai sekitar empat meter lagi dengan Knight tersebut namun aku masih tetap bersembunyi dibalik semak. Melihat empat goblin itu mati tanpa perlawanan sedikit pun. Mengerikan. Hanya itu yang tergambar di pikiran ku.
Aku mencoba mundur perlahan. Namun sekejap mata sebuah anak panah datang melesat dan menggores pipi kananku.
"Masih ada goblin di sebelah sana!! bunuh !!" teriak seorang pengawal
Aku berlari diantara semak dan pepohonan di hutan rimba ini dengan serangan anak panah yang tidak berhenti melayang ke arahku. Aku beruntung karena aku seorang goblin ada sedikit kelincahan yang bisa aku andalkan untuk berlari dari kejaran para manusia ini. Selama aku berlari mungkin sudah sekitar sepuluh anak panah melayang ke arahku dan salah satunya ada dibahu kiriku. Aku terkena anak panah itu, namun tidak mungkin aku berhenti atau aku akan mati.
Aku berlari dan melihat disekitarku, mencari cara untuk bisa lolos dari kejaran mereka. Aku melompat ke atas pohon dengan asumsi bahwa mereka tidak mungkin bisa mengejarku ke atas pohon. Namun pemikiran bodoh dari seeokor goblin malah menjadi bencana untukku. Sebuah Aura Slash meluncur cepat kearah ku, memotong semua yang dilewatinya, terutama pohon pohon itu. pohon tinggi itu hanya seperti kayu kecil yang sangat rapuh dan mudah untuk dipotong. Aura Slash menuju diriku sekitar dua meter lagi dan aku pasti akan mati,
Dewi keberuntungan ternyata masih memberikan keberuntungan kepada seekor goblin seperti diriku. Aku terpleset saat memijakkan kaki disebuah dahan pohon dan Aura slash tersebut berhasil kuhindari, namun aku belum selamat karena pohon tadi merupakan pohon terakhir sebelum aku jatuh ke jurang.
"lapor ketua, goblin tadi sepertinya sudah mati. Serangan anda sangat luar biasa, bahkan membuat pohon sekitar sini rata dengan tanah, tidak mungkin goblin rendahan itu akan selamat." ucap seorang prajurit
" Bagaimana kondisi kereta kencana?" Kata seorang Knight itu
" Aman Ketua"
"Baiklah kita lanjutkan perjalanan"
Para manusia meninggalkan jurang tersebut dan melanjutkan perjalanan mereka.
Jauh didasar jurang aku sekarat. Kaki ku patah, tangan kiri ku mati rasa, hanya tangan kanan yang bisa ku gerakkan. Aku terkapar di sebuah rawa rawa yang gelap, lembab dan bau menyengat. Aku akan mati. Tapi kenapa tidak langsung mati saja. Kenapa aku masih merasakan kesakitan ini sebelum ku mati.?
Didepanku bersinar sesuatu berwarna hijau terang sekali. Namun dengan keadaanku yang sudah sekarat ini aku hanya melihat siluete hitam.
"apa itu,? bentuknya seperti papan kayu" ucapku
Pandanganku mulai kabur, mataku semakin berat dan semua mulai tampak gelap.
**
"ugh, ini dimana?"
Aku membuka mata dan melihat ke sekeliling. Ini rawa rawa.aku ingat, aku jatuh dari jurang dan mendarat di rawa-rawa ini. Kenapa aku masih selamat?.
Aku mengangkat kepalaku secara perlahan, leherku sakit tapi masih bisa untuk aku gerakkan.
"Apa ini? Kenapa aku memeluk benda ini" aku awalnya bingung saat melihat benda berbentuk seperti papan kayu namun entah kenapa tiba tiba aku mengetahui nama dari benda ini.
"ini buku? Dari mana buku ini?"
Buku ini berwana coklat dengan ulir bewarna hijau dan ada permata hijau ditengahnya. Buku ini cukup tebal dengan kertas yang berwarna agak kusam dan sedikit robekan di pinggiran kertasnnya.
"Wahai alam….."
Aku mendengar suara bergumam di kepalaku. Suara yang mengucapkan kata yang berulang ulang.
" Wahai Alam yang memberkahi…"
Suara ini menyebutkan kalimat yang berulang ulang seperti menyuruhku untuk mengikutinya.
"Wahai Alam…"
"Wa-wahai…. A-Alam…"
"yang memberkahi…"
" Ya-yang… Mem… berkahi.."
" Semua Makhluk yang ada diatasnya"
"Semua…Makhluk….yang ada…. diatasnya"
" Berkahilah kami kesembuhan"
" Berkahi..lah kami....kesembuhan"
"REGENERATION"
"Regeneration"
Seketika tubuhku dikelilingi oleh aura hijau. Tubuhku yang terluka mulai tertutup, darah yang mengalir di atas air rawa ini menguap dan menghilang. Kaki ku yang patah secara ajaib kembali dan tersambung dengan sempurna.
Aku mencoba untuk duduk, melihat keanehan ini, aku melihat tanganku seperti tidak percaya dengan keadaan ku saat ini.
"aku sembuh?" semua rasa sakit tadi sudah tidak ada lagi. Aku seperti terlahir kembali. Aku berdiri dan bergerak kearah sebuah pohon tua besar dan duduk disebuah akar pohon besar ini.
"buku ini lumayan tebal, buku ini dari mana dan kenapa ada ditanganku?" selama aku berfikir tentang buku ini, aku tersadar bahwa kenapa aku bisa mengetahui nama benda yang baru pertama kali aku temui ini, "Buku", darimana aku mengetahui kata itu?.
Aku berjalan menelusuri hutan berharap aku tau dimana posisiku saat ini, langit tampak berwarna oren kemerahan, aku rasa sebentar lagi akan gelap. Aku harus mencari tempat berlindung. Aku ragu akan selamat di tengah hutan ini kalau tanpa senjata untuk membela diri. Goa kecil tampak disebelah kiri sekitar lima meter dariku berdiri saat ini. Goa ini sedikit lembab, ada beberapa lumut tumbuh di dalam goa ini. Goa ini tidak dalam hanya sekitar 5 meter. Cukup untuk berteduh sementara.
Hari ini melelahkan. seperti semua masalah berkumpul di hari ini. Mataku sangat berat. Aku ingin istirahat. Jangan bangunkan aku.
**
"Aku dimana?" mata ku terbuka lebar mulutku terbuka melihat keanehan ini.