Di Kerajaan Formacia, kelahiran Elise Ruchvein menjadi peristiwa besar yang menarik perhatian banyak pihak. Putri dari Duke Henry dan Duchess Mirabelle Ruchvein ini dilahirkan dalam keluarga yang terkenal dengan kekuatan sihir yang luar biasa. Bahkan sebelum lahir, desas-desus tentang potensi magis Elise sudah tersebar luas di seluruh negeri, menimbulkan kekhawatiran di antara musuh-musuh keluarga Ruchvein.
Di balik kegembiraan yang memenuhi istana Ruchvein, ancaman besar mengintai. Raja Marius dari Kerajaan Krelia, yang merasa terancam oleh kekuatan keluarga Ruchvein, telah mengirimkan pembunuh bayaran terbaiknya, Kael, untuk menculik Elise yang baru lahir. Raja Marius, seorang penguasa yang kejam dan licik, tidak akan membiarkan potensi ancaman seperti Elise berkembang tanpa melakukan apa pun.
"Aku ingin kau membawanya hidup-hidup ketangan ku" ucap raja marius dengan wajahnya yang serius dan seram.Kael yang menerima misi dari raja Marius pun menyelinap masuk ke dalam istana Ruchvein. Dikenal sebagai pembunuh bayaran yang paling ditakuti di seluruh benua, Kael memiliki kemampuan luar biasa untuk bergerak tanpa suara dan menghilang dalam bayang-bayang. Malam ini, dia bergerak dengan tujuan yang jelas—menculik bayi yang baru lahir sebelum kekuatannya dapat berkembang.
Di dalam kamar bayi, Duke Henry merasakan ada sesuatu yang aneh. Instingnya sebagai penyihir dan ayah membuatnya waspada. Berdiri di samping buaian Elise, dia menyiapkan diri untuk kemungkinan terburuk. Tiba-tiba, pintu kamar terbuka perlahan, dan sosok Kael muncul dari kegelapan, matanya berkilat penuh kebencian.
"Tenebrae Umbraculum!" Kael mengucapkan mantranya dengan nada rendah, menciptakan dinding bayangan yang menyelimuti ruangan, membuat segalanya menjadi gelap gulita. Duke Henry hanya bisa melihat bayangannya yang berkelebat di sekelilingnya.
"Beraninya kau mengancam putriku!" Henry berteriak, mengangkat tangannya. "Ignis Circulus!" Dari tangannya, tercipta lingkaran api yang meledak ke segala arah, menerangi kegelapan yang diciptakan Kael. Namun, Kael dengan cepat menghindari serangan itu, muncul kembali dari kegelapan dengan pedang bayangan di tangannya.
"Aku akan menyelesaikan ini dengan cepat, Duke." Kael menyerang dengan kecepatan luar biasa, mengarahkan pedangnya ke jantung Henry. Namun, Duke Henry tidak mundur.
"Aegis Aeterna!" Henry mengucapkan mantra pelindung, dan sebuah perisai emas muncul, menangkis serangan Kael dengan gemuruh yang memekakkan telinga. Henry kemudian balas menyerang. "Vulcanus Infernum!" Sebuah ledakan api raksasa melesat ke arah Kael, menghanguskan setiap bayangan yang tersisa.
Namun, Kael hanya tersenyum dingin. "Kau terlalu lambat, Duke!" Dengan gerakan cepat, Kael membelah ledakan api itu menjadi dua dengan pedang bayangannya. "Umbra Nihilum!" Dia memanggil kekuatan kegelapan yang lebih besar, menciptakan tombak hitam yang melesat langsung ke arah Henry.
Tombak itu menembus perisai emas Henry, menghancurkannya menjadi pecahan kecil. Duke Henry tersungkur ke tanah, tubuhnya terluka parah. Namun, dia tetap berdiri, meskipun lemah, di depan buaian Elise. "Aku tidak akan membiarkanmu menyentuh putriku..."
Kael mengangkat tangannya, siap memberikan serangan terakhirnya. "Selamat tinggal, Duke Henry," dia berbisik sebelum meluncurkan pedang bayangan langsung ke arah Henry.
Namun, sebelum serangan itu mengenai, cahaya lembut tiba-tiba terpancar dari tubuh Elise. Cahaya itu semakin terang, hingga ruangan yang gelap gulita berubah menjadi terang benderang. Henry dan Kael sama-sama tertegun melihat cahaya tersebut berubah menjadi sosok Raja Roh Cahaya, yang berdiri dengan penuh wibawa.
"Cahaya yang begitu agung…," bisik Henry, hampir tidak percaya dengan apa yang dilihatnya.
Kael terdiam sejenak sebelum kembali bersiap menyerang. "Kau pikir aku takut denganmu, roh?" dia berkata dengan nada meremehkan. "Aku telah bertarung dengan yang lebih kuat darimu."
Raja Roh Cahaya menatap Kael dengan tatapan tajam. "Kesombonganmu akan menjadi kejatuhanmu, manusia. Lux Veritas!" Cahaya putih murni mengalir dari tubuhnya, mengunci gerakan Kael dalam sekejap. Kael merasakan tubuhnya terkunci dalam cahaya yang tak terelakkan, namun dia berjuang melawan.
"Aku tidak akan kalah begitu saja! Umbra Vortex!" Kael memanggil kekuatan kegelapan yang paling dalam, menciptakan pusaran bayangan yang mencoba menelan cahaya Raja Roh Cahaya.
Namun, Raja Roh Cahaya hanya mengangkat tangannya. "Lux Aeterna!" Sebuah ledakan cahaya yang sangat terang terjadi, menembus pusaran kegelapan Kael dan menghancurkannya dalam sekejap. Kael terhempas ke dinding, tubuhnya terluka parah oleh kekuatan yang begitu besar.
Kael yang tak percaya dengan kekuatan tersebut, mencoba untuk berdiri kembali. "Tidak... Aku belum kalah... Umbra Tenebris!" Dengan kekuatan terakhirnya, Kael menciptakan pedang bayangan terakhir, mengarahkannya langsung ke Raja Roh Cahaya.
Raja Roh Cahaya menatapnya dengan tenang dan anggun. "Kegelapanmu tidak bisa menaklukkan cahaya. Ini adalah akhirnya. Lux Ultima!" Sebuah sinar cahaya secerah matahari muncul dari tangan Raja Roh Cahaya, melesat ke arah Kael dengan kecepatan luar biasa, menembus tubuhnya dan menghancurkan semua kekuatan kegelapan yang tersisa.
Kael terjatuh ke tanah, tak berdaya, dengan tubuhnya yang terluka parah. "Ini tidak mungkin..." gumamnya sebelum pingsan.
Setelah mengalahkan Kael, Raja Roh Cahaya berbalik dan menatap Elise yang tertidur dengan damai. Dia mendekati bayi itu, menaruh tangannya di atas kepala kecil Elise. "Aku telah memilihmu, Elise Ruchvein. Kontrak ini akan melindungimu dan membawamu ke jalan takdir yang telah ditentukan."
Duke Henry dan Duchess Mirabelle, yang melihat seluruh kejadian itu, hanya bisa terdiam dalam kebingungan dan kekaguman. Raja Roh Cahaya, salah satu roh terkuat, telah membuat kontrak dengan putri mereka yang masih bayi. Mereka tahu, ini baru awal dari perjalanan panjang yang penuh tantangan yang akan dihadapi oleh Elise.
Raja Roh Cahaya menatap Duke Henry dan Duchess Mirabelle sebelum menghilang bersama dengan cahaya yang ia bawa. "Jaga putrimu dengan baik, Duke Henry, Duchess Mirabelle. Dunia ini akan membutuhkan cahayanya suatu hari nanti."
Henry menatap putrinya dengan perasaan bangga dan rasa tanggung jawab yang besar. "Kami akan melindunginya, apa pun yang terjadi."
Malam itu, meski penuh bahaya dan kegelapan, menjadi awal dari takdir besar Elise Ruchvein—putri yang telah dipilih oleh para roh untuk membawa perubahan besar di dunia.