Hawa malam yang dingin menyentuh kulitku saat aku berjalan di lorong redup rumah kawanan. Peristiwa malam itu terulang dalam pikiranku, setiap momen terpatri dalam ingatanku. Kekalahan Emily, gejolak kekuatan yang kurasakan saat berdiri di samping Aimee, dan cara dia memandang Vincent kemudian—semuanya sangat membebani pikiranku.
Aku tahu seharusnya aku kembali ke kamar sendiri, mendapatkan istirahat yang sangat dibutuhkan setelah segala yang terjadi. Namun, aku malah berjalan tanpa arah, pikiranku terlalu kacau untuk tenang. Rumah kawanan sepi, energi ramai biasanya tergantikan oleh ketenangan yang tidak menentu. Semua orang tegang, tidak yakin apa yang akan dibawa masa depan setelah kejadian malam itu.