```
Bab-176
SUDUT PANDANG VALENCIA
'Terus berlari. Teruslah berlari sampai kamu kehabisan nafas karena aku adalah satu-satunya kenyataanmu,' suara itu berkata ketika aku berjuang tanpa daya di atas tanah. Hujan membuat langkah kakiku menjadi berat, dan aku merasa terjebak.
Itu mendekat ke arahku. Aku bisa merasakannya.
Bulu kudukku merinding, namun aku tak berdaya melawannya.
"Apa yang kau inginkan dariku?! Tinggalkan aku sialan!" Aku tak bisa menahan diri untuk tidak berteriak kesakitan.
Bisikan itu tidak meninggalkanku.
Sebaliknya, bisikan itu mulai membesar, dan aku tak bisa tidak mengambil napas dalam-dalam.
Tenanglah, Valencia. Kamu hanya memberinya kepuasan melihat penderitaanmu. Tenangkan diri dan gerakkan kakimu perlahan-lahan,' aku berkata pada diri sendiri saat bayangan darah itu semakin mendekat, dan aku menutup mata sebelum mencoba sekali lagi.
Kakiku terbebas. Kakiku keluar dari tanah, dan aku tidak membuang waktu sedetik pun untuk bergegas menjauhi area itu.