-30 Agustus 1131
-Kerajaan Jaya Darata
Di siang hari yang cerah, seorang gadis kecil berambut merah pendek berjalan di taman bersama kedua orang tuanya. Gadis itu bernama Myland Mestro dan ia sangat riang karena hari ini adalah ulang tahunnya yang ke-7 tahun. Orang tua nya membawanya ke taman untuk merayakan ulang tahun anaknya "Ia sungguh gembira" ucap sang ibu "Ya, anak kita sangat riang" saut sang ayah. Myland dengan penuh semangat berjalan paling depan jauh dari orang tua nya tetapi masih dalam pantauan orang tua nya. Beberapa saat ketika Myland berbalik ia menyadari orang tuanya menghilang. Myland sontak panik karena kehilangan orang tuanya. Ia mulai berjalan untuk orang tuanya tetapi semkain ia mencari semakin panik dirinya karena tidak kunjung menemukan orang tuanya dan ia mulai berlalri, ekspresinya hampir menangis.
Saat Myland sedang berlari tiba-tiba ia mendengar suara tebasan pedang. Myland yang takut dengan suara itu berlari menjauhi suara tersebut tetapi karena ia tidak tahu jalan ia malah berlari kearah dan memasuki gang menuju sumber suara dan betapa terkejutnya ia melihat tiga orang yang memegang pedang dan memiliki aura sihir yang mencekam Myland lalu terlihat ayahnya yang sudah berlumuran darah. Myland diselimuti rasa taku, cemas, dan panik. Dengan semua kekacauan yang ada di skama dirinya, tanah di sekitarnya mulai bergetar hebat. Myland lalu berlari sambil berteriak "AYAAAAAAAAAAH" lalu tanah tajam menusuk tiga orang yang mencekam itu dan langsung membunuhnya di tempat. Myland memeluk ayahnya yang sudah tak bernyawa. Saat Myland melihat ketiga orang itu, ia cemas karena ia sudah membunuh seseorang. Myland lalu berlari ketia ia mendengar suara langkah kaki mendekat. Myland lalu bertanya kemana perginya sang ibu.
Ketika ia sudah lelah berlari ia lalu duduk di pinggir jalan lalu ia menangis karena kehilangan kedua orang tuanya. Karena lelah ia lalu tertidur di pinggir jalan. Saat Myland terbangun dari tidurnya ia menyadari kalau ia berada di kasur dengan menyadari ia berada di ruangan dengan dinding kayu dan ruang tertata rapih lalu seorang kakek berada di sebelahnya "Sepertinya kau sudah bangun. Aku melihat kau lari setelah kau memeluk jasad ayah mu. Darah dari jasad ayahmu menempel jadi aku mengganti pakaianmu" Myland menyadari kalau bajunya berbeda dengan baju yang terakhir kali ia pakai. "Aku di mana?" Tanya Myland sambil kebingungan "Kau berada di panti asuhan Yamayi" jawab sang kakek. Myland lalu menghadap langit-langit dan masih merasa sedih karena kehilangan orang tuanya. "Aku tahu ini berat nak tetapi tidak ada yang tahu kapan kematian datang. Ngomong-ngomong namaku Kalana, siapa namamu?" Ucap Kalana sambil menenangkan Myland "namaku… Myland" ucap Myland dengan suaranya hampir tidak terdengar "Kau akan tinggal disini. Di tempat ini banyak anak-anak sepantaran dengan mu jadi kau bisa berbaur dengan mereka" Myland mengangguk. "Kau istirahat saja dulu aku akan membawakan mu makanan" Kalana lalu pergi meninggalkan Myland untuk mengambil makanan
-10 Januari 1139
8 tahun berlalu dan Myland sudah berumur 14 tahun. Selama ia hidup di panti asuhan ia menyadari kalau ia hidup di nenua yang keras dimana orang yang kuat akan berkuasa dan yang lemah akan ditindas tidak peduli apapun jabatan, kekuasaan, dan ras yang orang miliki kalau ia lemah maka ia akan terus di tindas.
Selama di panti asuhan ia tidak dapat mengeluarkan sihir karena kejadian delapan tahun lalu. Tetapi ia juga menyadari sihir yang ada di panti di lingkungannya di gunakan untuk menindas orang yang lemah membuat dirinya enggan mempelajari sihir. Tetapi itu adalah alasan ia di jauhi oleh temam temannya.
Myland menyadari kalau ia tidak dapat mengandalkan ayihir maka ia harus mengandalkan fisiknya jadi selama delapan tahun ia di latih oleh Kalana untuk mempelajari bela diri dan memperkuat dirinya sendiri. Semakin hari dirinya semakin kuat bahkan teman-temannya yang dulu membullynya sekarang enggan untuk mengejek Myland.
Di pagi hari yang cerah Myland menyadari pedang hitam berada di kamarnya. Ia sedikit terkejut dan ia melihat selembar kertas di meja bertuliskan "Myland, pedang itu memilih mu. Tidak ada yang bisa menggunakannya selain dirimu. Pakai lah dan ikuti petunjuk pedang tersebut. Aku sedang tidak ada di panti asuhan karena aku memiliki kesibukan -Kalana". Myland sedikit terkesima mendengar informasi tersebut terlebih ia membaca kata-kata "pedang itu memilih mu" itu membuat Myland menjadi sedikit bersemangat. Myland lalu memegang pedang tersebut lalu dalam sekejap ia melihat penglihatan tentang sebuah pedang katana di kerajaan Padang. Myland mendengar bisikan "Carilah dan gunakan" Myland lalu tersadar. Ia sedikit terkejut dengan semua yang terjadi dalam sekejap. Myland mengingat bisikin saat mendapatkan penglihatan "Apakah itu petunjuk?" Gumamnya.
Setelah beberapa jam berfikir kemudian akhirnya Myland lalu membulatkan tekadnya untuk pergi ke Kerjaan Padang karena ia mengikuti kata-kata Kalana. Keesokan harinya ia sudah bersiap-siap untuk pergi lalu ia berjalan keluar kerajaan Jaya Darat untuk mengikuti petunjuk yang ia dapat