Setelah melarikan diri dari jebakan maut dan menyelamatkan sebagian kecil dari Harta Balon168, Arya melanjutkan perjalanannya dengan peta tua yang penuh dengan simbol-simbol misterius. Di sepanjang jalan, pikirannya dipenuhi dengan berbagai pertanyaan. Siapa yang menciptakan jebakan tersebut? Dan apa arti pesan yang terukir di peta? Dengan tekad kuat, Arya berusaha mengurai teka-teki yang tersimpan dalam peta tersebut.
Hari itu, matahari hampir tenggelam saat Arya tiba di sebuah hutan yang lebat. Pepohonan besar menjulang tinggi, menciptakan bayangan gelap yang seakan-akan menelan cahaya matahari terakhir. Di tengah hutan yang misterius itu, Arya merasa ada sesuatu yang mengawasinya. Ia berhenti sejenak, menajamkan indranya untuk mendeteksi gerakan atau suara yang tak wajar.
Tiba-tiba, dari balik pepohonan, muncul seorang gadis muda dengan telinga runcing dan rambut panjang berwarna perak yang memancarkan kilauan lembut di bawah sinar bulan. Matanya berwarna biru kristal, memancarkan kearifan dan ketenangan yang tidak biasa. Gadis itu tampak waspada, namun wajahnya tidak menunjukkan niat jahat.
"Siapa kau?" tanya Arya, menjaga jarak sambil meraih gagang pedangnya, bersiap untuk segala kemungkinan.
"Aku Elara," jawab gadis itu dengan suara lembut namun penuh ketegasan. "Setengah elf, setengah manusia. Aku telah mengamatimu sejak kau memasuki hutan ini. Kau membawa peta yang sangat kuno, peta yang hanya diketahui oleh segelintir makhluk di dunia ini."
Arya menatap gadis setengah elf itu dengan penuh rasa ingin tahu. "Bagaimana kau bisa tahu tentang peta ini?"
Elara tersenyum tipis, mendekatkan diri namun tetap menjaga jarak yang aman. "Aku adalah penjaga hutan ini, dan aku telah mempelajari berbagai rahasia dunia sejak lama. Peta yang kau bawa bukanlah peta biasa. Ia merupakan kunci menuju tempat-tempat tersembunyi yang terlupakan oleh waktu. Hanya mereka yang memiliki keberanian dan hati yang murni yang bisa membacanya."
Arya merasakan ketulusan dalam suara Elara, dan perlahan-lahan ia mulai mempercayai gadis itu. "Aku sedang mencari jawaban. Harta yang aku temukan hanyalah permulaan. Ada sesuatu yang lebih besar di baliknya, sesuatu yang belum aku mengerti sepenuhnya."
Elara mengangguk. "Kau benar. Peta itu membawa kita menuju rahasia yang lebih dalam, mungkin bahkan lebih berbahaya dari apa yang telah kau alami. Namun, untuk melanjutkan perjalanan ini, kau membutuhkan lebih dari sekadar keberanian. Kau membutuhkan sekutu."
Arya memikirkan kata-kata Elara. Selama ini, dia selalu berjalan sendiri, mengandalkan dirinya sendiri dalam setiap pertempuran dan teka-teki. Namun, dia juga menyadari bahwa ada kekuatan dalam persahabatan dan kerjasama. "Apa kau ingin bergabung denganku?" tanyanya dengan suara yang lebih lembut.
Elara tersenyum hangat. "Aku tidak bisa menolak tawaran dari seseorang yang berani menghadapi jebakan kuno dan lolos dengan hidup-hidup. Lagipula, aku juga punya kepentingan dalam misteri ini. Ada sesuatu yang hilang dari tanah ini, sesuatu yang harus dikembalikan untuk menjaga keseimbangan."
Dengan persetujuan dari Elara, Arya merasa lebih siap untuk menghadapi tantangan yang akan datang. Mereka melanjutkan perjalanan bersama, memasuki bagian hutan yang lebih dalam, di mana kegelapan semakin pekat dan suara-suara aneh mulai terdengar. Namun, dengan Elara di sisinya, Arya merasa lebih yakin bahwa ia berada di jalan yang benar.
Perjalanan mereka baru saja dimulai, dan di depan mereka terbentang petualangan yang lebih besar dan lebih berbahaya. Tapi kini, Arya tidak lagi sendirian. Bersama dengan Elara, dia siap menghadapi apapun yang datang, demi mengungkap rahasia terbesar dari Harta Balon168.