Karna penasaran dengan sosok yang ditemuinya malam itu, Xavier menyuruh pengawal pribadinya untuk mencari tahu siapa sebenarnya dia.
"Pokoknya nanti sore aku sudah mendapatkan hasil penyelidikan ini" Temannya.
"Baik tuan ,saya akan bekerja sebaik mungkin, kalau bisa saya akan memberikan hasil secepatnya" Xavier mengangguk. Sosok itu pamit undur diri untuk melakukan pekerjaannya.
"Tuan, makanan sudah siap " Seorang wanita paruh baya muncul dari balik tirai pembatas ruangan. Xavier mempekerjakan 20 orang pembantu yang dibagi menjadi beberapa kelompok di setiap lantai. Mereka datang pagi buta dan pulang saat tengah malam. Xavier tidak mengharuskan mereka datang di pagi buta, hanya bekerja dengan baik itu sudah membuatnya puas.
Suara dentingan sendok terdengar memecahkan kesunyian, Xavier makan seorang diri tanpa seseorang yang menemaninya. Di teguknya segelas air putih hingga habis, diraihnya sebuah apel dan pergi meninggalkan ruang makan. Dirinya akan segera menghadiri meeting penting, harus tiba lebih awal.
________________________________________
Setelah meeting selesai, Xavier keluar dari ruangan. Niko sudah menyambutnya dengan hormat ia menunduk.
"Apakah ada hal penting lagi? "
Pertanyaan nya dijawab oleh gelengan kepala. Setelah memastikan tidak ada kepentingan, ia pulang lebih awal.
Suasana sore hari sangat sejuk, awan mendung bergulung gulung melewati langit. Angin bertiup sepoi sepoi menggoyangkan dedaunan. Motor Lamborghini melesat kearah selatan, dengan kecepatan tinggi . Xavier ingin segera melihat hasil kerja pengawal pribadinya. Apakah sudah membuahkan hasil?
Sampai mansion, ia sudah ditunggu olehnya diruang tamu. Xavier menghempaskan tubuhnya ke sofa empuk.
"Bagaimana hasilnya? "
Orang didepannya tersenyum penuh arti. Lalu mengeluarkan beberapa lembar kertas dari dalam tasnya.
"Ini hasilnya bos"
Devan tersenyum tipis, ia memberikan uang ber nominal tinggi padanya.
"Ini bayaran untukmu "
"Terima kasih banyak bos, nanti kalau ada sesuatu hubungi saya. Saya pamit" Xavier mengangguk.
Ia pergi ke kamarnya, karna gerah Xavier beranjak menuju kamar mandi pribadinya. Air shower keluar seperti hujan yang deras. Membasahi setiap lekuk tubuhnya. Setelah dirasa cukup, ia meraih handuk bewarna putih dan segera keluar dari sana. Dengan cepat ia mengambil pakaian bewarna merah dan mengenakannya.
Dirinya membaca setiap informasi yang tertulis pada lembaran kertas putih itu.
' Danzo Aldebaran, seorang anak yatim piatu.Tinggi badan 188cm berumur 20th.bekerja di sebuah club malam sebagai pelayan'
Xavier bersmrik, ternyata tinggi badannya berpaut 2cm sedangkan umurnya berpaut sepuluh th.
'Selamat bertemu nanti malam sayang.
Kamu akan menjadi milikku seutuhnya'
Xavier melipat kertas didepan nya dan dilempar keatas meja.