Alex merasakan campur aduk saat pesawatnya mendarat di Jakarta. Setelah bertahun-tahun jauh dari rumah, akhirnya ia kembali ke Indonesia. Perasaan nostalgia bercampur dengan kekhawatiran mengenai perubahan besar dalam hidupnya: ayahnya, Pak Arman, baru saja menikah lagi dengan seorang wanita bernama Maya. Lebih mengejutkan lagi, Maya membawa putrinya, Lina, ke dalam kehidupan mereka.

Di rumah, Alex disambut dengan hangat oleh Pak Arman dan Maya. Namun, saat matanya bertemu dengan Lina, dia merasa ketidaknyamanan. Lina, dengan rambut hitam panjangnya dan tatapan cerdasnya, tampak lebih tertarik pada layar laptopnya daripada pada sambutan keluarga barunya.

Malam pertama di rumah baru terasa kaku. Setelah makan malam, mereka semua duduk di ruang tamu. Maya mencoba membuat suasana lebih akrab, namun Alex dan Lina hanya saling bertukar senyum canggung. Lina lebih memilih menghabiskan waktu di kamar, sementara Alex merasa kehilangan keseimbangan dalam rutinitas barunya.

Keesokan harinya, Alex memutuskan untuk menjelajahi rumah barunya. Di ruang tamu, dia menemukan Lina sedang duduk di meja komputer. Dengan penuh rasa ingin tahu, Alex mendekat dan melihat Lina sedang memeriksa beberapa situs web teknologi.

"Oh, hanya browsing berita teknologi dan gadget terbaru," jawab Lina, melihat Alex mendekat.

Mereka mulai berbicara tentang teknologi dan menemukan banyak kesamaan dalam minat mereka. Alex terkejut melihat betapa cerdasnya Lina dan bagaimana ia bisa berbicara panjang lebar tentang topik yang sama. Alex merasa lebih nyaman dan menemukan bahwa Lina memiliki minat yang sama dalam dunia digital seperti dirinya.

Seiring waktu, Alex dan Lina semakin sering berbicara dan menghabiskan waktu bersama. Mereka menemukan banyak kesamaan dalam minat mereka dan mulai merasa lebih nyaman satu sama lain. Meskipun mereka masih dalam proses menyesuaikan diri dengan situasi keluarga baru mereka, hubungan mereka mulai membaik.