```
Pria itu seperti singa yang marah, matanya yang tajam hampir mampu membunuh seseorang.
Rong Shengsheng ketakutan, berdiri terpaku dengan mata terbelalak lebar, tidak yakin harus berbuat apa.
Pada saat yang sama, dia juga merasa sangat dizalimi.
Isu tersebut juga telah menyakiti dia, dan dia juga merupakan korban. Mengapa mereka masih berpikir itu salahnya?
Tiba-tiba, matanya berkaca-kaca, dan sebuah air mata yang jernih mengalir turun di pipinya.
Dia tak pernah bisa mengontrol air matanya.
Setelah meluapkan kemarahannya, amarah Li Hanxian seketika lenyap saat melihat ini, alisnya mengerut karena jengkel, tidak yakin bagaimana menghibur Rong Shengsheng.
Memang tadi dia sedikit terlalu keras.
Dia juga sangat marah, sehingga dia kehilangan kendali atas amarahnya dalam kepanasan saat itu.