Li Jingming, setelah mendengar ini, memang merasa sedikit kasihan pada dirinya sendiri, lahir di keluarga kaya, dia tidak pernah kekurangan makanan atau pakaian sejak lahir, dan segala yang ia gunakan adalah barang-barang berkualitas tinggi. Bahkan ketika perusahaan yang diambil alih oleh ayahnya berada di ambang kebangkrutan, berkat usahanya, perusahaan tersebut berubah menjadi perusahaan yang didukung secara nasional.
Kemudian, setelah kegagalannya dalam memperebutkan warisan keluarga, dia melarikan diri ke negara asing dan mengalami beberapa tahun masa sulit, menjalani kehidupan penuh darah dan keringat di tepi pisau, yang juga merupakan bentuk latihan.
Kemudian dia bertanya dengan malas, "Yang mengadopsi kamu, apakah itu Keluarga Li?"
