Chereads / Ibu Untuk Nala / Chapter 1 - Bab 01

Ibu Untuk Nala

🇮🇩Daoistovzdb20
  • --
    chs / week
  • --
    NOT RATINGS
  • 404
    Views
Synopsis

Chapter 1 - Bab 01

Jakarta, 2004

RUSUNAWA PONDOK BAMBU

Kediaman Pak Malik.

"Nala...." panggil Ibu Rahmah.

"Haduh dimana ya anak itu, Nala dimana kau nak, dimana kau cucuku. Nala...." Ibu Rahmah mencari Nala di rumah.

"Hai apa yang sedang kau lakukan?" tanya Pak Malik.

"Aku sedang mencari cucu kita Malik." jawab Ibu Rahmah yang panik mencari keberadaan cucunya.

"Bukankah tadi Nala ada di rumah?"

"Iya tadi memang dia ada di rumah, tapi sekarang tidak ada."

"Ah yang benar saja kau nih. Coba kau lihat di kamarnya, mungkin dia berada di kamarnya."

"Hai Malik untuk apa aku mencarinya di kamar kalau hasilnya tetap sama, tidak ada Nala di sana."

----

"Pus.. Sini pus.." kata Nala sedang mencoba menangkap kucing yang dia temui di parkiran mobil dekat dengan rumahnya.

"Yah kok kabur sih." kata Nala kemudian mengejar kucing itu.

Dan tanpa Nala sadari kalau ternyata Nala sudah tidak berada di dekat rumahnya lagi. Kini Nala sudah jauh dari rumah karena mengejar kucing.

Kucing itu pun lari ke jalan raya karena Nala mengejarnya untungnya saja tidak ada kendaraan ketika kucing itu menyebrang.

Di saat Nala ingin menyebrangi jalan menuju kucing tersebut tiba-tiba saja ada kendaraan yang melintasi jalan raya tersebut.

Hampir saja Nala ingin di tabrak oleh kendaraan tersebut, namun ada yang menolongnya.

Ya dia adalah dokter gigi bernama Titah, dokter Titah adalah tetangga Nala. Kemudian Titah mengantarkan Nala ke rumah kakeknya.

Tin.. Tin.... Tin.. Tin....

Suara klakson kendaraan berbunyi.

"Kenapa mobil itu membunyikan klakson terus, dia.. Hai dik awas." Titah mencoba memperingatkan Nala.

"Haaaa.." Nala berteriak karena kendaraan yang ada di depannya melaju sangat kencang.

"Awas adik.." Titah menggendong Nala dan membawanya pergi jauh dari jalan raya.

----

"Hampir saja, kau tak apa?" tanya Titah.

"Iya tante, aku tidak apa. Terimakasih sudah menolongku." jawab Nala.

"Iya sayang, lain kali hati-hati ya dan kalau bisa jangan menyebrang ke jalan raya sendirian." kata Titah.

"Iya tante." sambung Nala.

"Ya sudah sekarang kau ku antar pulang ya. Oh ya dimana rumahmu?"

"Di rusunawa pondok bambu, tante."

"Oh ya, sama aku juga tinggal di sana kalau begitu ayo kita pulang."

RUSUNAWA PONDOK BAMBU

Lantai Satu..

"Ya allah kemana lagi aku harus mencari cucuku lalu apa yang harus aku katakan pada Afgan nanti ketika ia pulang dari tugasnya diluar kota, ya allah tolonglah aku." kata Ibu Rahmah.

"Anduang.." panggil Nala.

"Nala, cucuku syukurlah ang kembali sayang. Kini anduang merasa lega karena ang alah kembali ke rumah lai." Ibu Rahmah mengucapkan rasa syukurnya.

"Iko inyo Nala. syukurlah alah ketemu, waang darimana atuak jo anduang waang sangat mengkhawatirkan waang tahu." Pak Malik mengkhawatirkan Nala.

"Nala elok-elok saja atuak, anduang. Nala tadi ampia saja namuah ketabrak mobil, tapi untungnya ado tante dokter yang elok sangat karena telah menolong Nala tadi, juga mengantarkan Nala sampai ke siko jo ternyata rumah tante dokter elok tu di siko juga, tu inyo tante dokter elok nyo anduang, atuak." Nala menunjuk ke arah Titah.

"Assalamu'alaikum ibu, bapak." Titah memberikan salam pada Pak Malik dan Ibu Rahmah.

"Wa'alaikumussalam." Pak Malik dan Ibu Rahmah menjawab salam dari Titah.

"Tante dokter." panggil Nala.

"Iya sayang ada apa?" tanya Titah.

"Ini kakek dan nenekku." jawab Nala.

"Iya, salam kenal bapak, ibu. Nama saya Titah saya baru tinggal di sini, senang bisa bertemu dengan bapak dan ibu." Titah memperkenalkan pada Pak Malik dan Ibu Rahmah.

"Salam kenal kembali." kata Pak Malik dengan ramah.

"Maaf sebelumnya kalau boleh tahu kamu tinggal di lantai berapa ya?" tanya Ibu Rahmah.

"Saya tinggal di lantai lima ibu, di rumah pak Bambang Suryo." jawab Titah.

"Pak Bambang Suryo suaminya ibu Retno Sulastri?" tanya Pak Malik

"Iya benar pak." jawab Titah lagi.

"Oalah hmmmm.." kata Ibu Rahmah yang tiba-tiba saja berubah menjadi judes pada Titah.

"Mah jangan begitu, maafkan istri saya ya nak." pinta Pak Malik.

"Oh iya pak, tidak apa." kata Titah mengerti kalau ibunya pagi tadi bertengkar kecil dengan salah satu tetangganya.

"Ya sudah ayo kita pulang, sekalian kita pulang bareng saja nak, kebetulan rumah saya dan rumah kamu berdekatan kok."

"Baik pak."

Tak beberapa lama kemudian Pak Malik, Ibu Rahmah, Titah dan Nala sampai di depan rumah mereka dan mereka pun berpisah.

Keesokan paginya keluarga pak Malik Basri dan Keluarga pak Bambang Suryo sama-sama mendapatkan kabar baik. Keluarga pak Malik Basri mendapatkan kabar bahwa anak laki-lakinya akan pulang ke jakarta, sedangkan keluarga pak Bambang Suryo mendapatkan kabar bahwa sebentar lagi anaknya akan segera di lamar.

Keesokan Harinya..

RUSUNAWA PONDOK BAMBU

Kediaman Keluarga Pak Bambang Suryo.

"Morning dad, morning mom." sapa Titah.

"Morning my daughter." sapa Pak Bambang dan Ibu Retno.

"Morning my little sister." sapa Titah lagi.

"Morning too my sister." sapa Rina juga.

"This is breakfast for you." Rina memberikan sarapan untuk Titah.

"Alright, thank you my beautiful little sister." Titah memuji Rina.

"Hehe.." Rina hanya tertawa.

"Why hehe?" tanya Titah dengan heran.

"No, it's okay, why have you eaten, my sister will be late for the hospital." jawab Rina meyakinkan kakaknya.

"You put something in my food Rina?" tanya Titah dengan curiga kali ini pada adiknya.

"No, I didn't put anything in your food. You suspect me to do that, ouch please don't you suspect me my sister and now eating this, open your mouth now my beautiful sister. Well that's good." kata Rina meyakinkan kakaknya kemudian menyuapi makanan ke dalam mulutnya.

"How does it taste, is it delicious? So don't suspect me anymore."

"Okay okay, what time is it?"

"It's seven o'clock, oh my God, I have class this morning, sister, wait together, okay?"

"Okay, but wait a minute, I'll finish my breakfast first, okay?"

"Okey.." seru Rina.

Kediaman Keluarga Pak Malik Basri.

[Ibu Rahmah : Halo, iya siapa ini?]

[Afgan : Ini aku Afgan, putramu ibu.]

[Ibu Rahmah : Oh ya ampun, maafkan ibu, ibu lupa suaramu sayang.]

[Afgan : Ibu ini bagaimana sih, masa lupa dengan suara anak sendiri.]

[Ibu Rahmah : Hehe.. Maklumi saja nak, ibu ini sudah tua jadi ya sering lupa.]

[Afgan : Baiklah bu, oh ya bu hari ini aku pulang.]

[Ibu Rahmah : Oh ya, kalau begitu aku akan membuat penyambutan untukmu.]

[Afgan : Oh ya bu, Nala hari pulang jam berapa?]

[Ibu Rahmah : Pulang jam setengah sepuluh. Kenapa Afgan?]

[Afgan : Aku mau jemput dia ke sekolahnya ibu.]

[Ibu Rahmah : Maksudmu kamu ingin memberikan surprise pada anakmu?]

[Afgan : Iya ibu, aku ingin memberikannya surprise.]

[Ibu Rahmah : Baiklah kalau begitu, ibu dan yang lainnya akan menunggumu dan Nala di rumah.]

[Afgan : Baik bu, ya sudah aku tutup ya teleponnya.]

[Ibu Rahmah : Iya nak.]

Nut.. Nut.. Nut.. Nut....

Suara panggilan terputus.

"Tini.." panggil Ibu Rahmah.

"Iya ibu, ada apa ibu memanggil saya. Ada yang bisa saya bantu?" tanya Ibu Kostini.

"Kita ke pasar ya, hari ini Afgan pulang." jawab Ibu Rahmah.

"Oh iya bu, tunggu sebentar saya akan ambil tas belanjanya." kata Ibu Kostini.

"Ya, kita berangkat habis sarapan saja." kata Ibu Rahmah.

"Baik bu Rahmah."

Beberapa Menit Kemudian..

"Anduang." panggil Nala.

"Iyo cucu anduang ado a?" tanya Ibu Rahmah.

"Ambi pai ke sikola ya." jawab Nala.

"Iyo hati-hati di jalan ya sayang." kata Ibu Rahmah.

"Iyo anduang." sambung Nala.

"Atuak ayo kito berangkat ke sikola." ajak Nala.

"Iyo nala ayo kito berangkat, urangrumah den pai daulu ya."

"Iyo hati-hati di jalan ya."

"Iyo.." seru Pak Malik.

"Assalamu'alaikum." Pak Malik dan Nala memberikan salam pada Ibu Rahmah.