Chereads / The Beginning of 7 Monarch who Tremble The World (Remake) / Chapter 3 - Chapter 3: Pertandingan Persahabatan ke-100

Chapter 3 - Chapter 3: Pertandingan Persahabatan ke-100

Di Kamp Junior, tempat tinggal Stern Aufleuchten, Hudson Hornet, dan Alisha Libya, suasana terasa lebih tenang. Stern melihat dua temannya tampak lesu, lalu bertanya dengan rasa penasaran, "Kalian habis dari mana? Kok kelihatan lesu begitu?"

Hudson menjawab dengan suara berbisik, "Kami baru saja ke Kamp Tiger Peak dan tidak sengaja bertemu Tosca."

Stern tampak biasa saja. "Oh, dia? Kenapa emangnya?"

Hudson menjelaskan dengan nada serius, "Dia itu cucu Kaisar Guatemala dan putra Duke Olive Tigerhart."

Stern tampak terkejut. "Oh, jadi dia anak dari Duke Olive?"

Hudson bertanya, "Kau kenal ayahnya?"

Stern menggeleng. "Nggak sih, cuma ayahku sering bilang kalau dia adalah rival abadinya."

Hudson pun mengangguk, mengerti. Dua hari kemudian, Tosca mulai sering mengunjungi Kamp Junior untuk menantang Stern bertarung. Setiap hari, Tosca menantang Stern di jam yang sama, dan Stern selalu menyanggupi permintaan itu. Bahkan, Tosca mengajak Stern untuk berlatih di Kamp Tiger Peak.

Setahun berlalu, dan pada suatu malam, saat mereka sedang berlatih dengan pedang, Tosca bertanya, "Stern, apa kau tertarik masuk ke Kamp Tiger Peak kami?"

Stern menghela napas sambil berpedang, "Hmm, aku sudah berjanji dengan Alisha dan Hudson untuk masuk ke Kamp Senior Purple Pegasus."

Tosca mengangguk pelan. "Kau yakin? Baiklah, kalau begitu, mari kita lanjutkan pertarungan ke-100 ini!"

Stern mengangguk. "Baiklah, aku duluan. Teknik Ketiga Naga Melonjak, Tusukan Aliran Sungai dan Langit!"

Tosca merespon dengan sigap. "Teknik Pertama Pedang Harimau, Tebasan Lompatan Harimau!"

Keduanya beradu pedang dengan penuh semangat. Pertarungan ke-100 ini menjadi penentu, karena dari 99 pertarungan sebelumnya, mereka berdua sama-sama memenangkan 25 kali, dengan 49 kali seri. Pertarungan ini akan menentukan siapa yang lebih unggul.

Tosca meningkatkan intensitas serangannya. "Teknik Pertama Harimau Puncak, Teriakan Harimau Gunung Besi!"

Stern tidak mau kalah. "Teknik Ketujuh Naga Melonjak, Tusukan Angin Jatuh!"

Teknik Teriakan Harimau Gunung Besi milik keluarga Tigerhart adalah serangan kuat yang mengeluarkan suara teriakan seekor harimau dari gunung besi, sementara Teknik Tusukan Angin Jatuh milik keluarga Aufleuchten lebih mengandalkan kekuatan menusuk yang tajam.

Tosca merasa bahwa ini saatnya untuk menentukan siapa yang lebih kuat. "Kau tahu, terkadang aku menganggapmu sebagai rivalku, Stern. Tapi ini saatnya untuk aku mengunggulimu. Teknik Pertama Raja Harimau, Lantunan Kehancuran Shiva!"

Stern tidak mau kalah dan mengeluarkan serangan pamungkasnya. "Baiklah, akan kuakhiri ini juga dengan serangan ini. Teknik Naga Badai, Tarian Badai Rudra!"

Kedua teknik rahasia ini saling bertabrakan di udara, menciptakan ledakan energi yang dahsyat. Teknik Raja Harimau adalah teknik rahasia keluarga Tigerhart yang terendah, namun sangat mematikan dengan tarian berirama yang membuat lawan sulit mengidentifikasi gerakannya. Di sisi lain, Teknik Naga Badai milik keluarga Aufleuchten mampu memanggil badai dan menembus pertahanan dengan mudah.

Setelah pertarungan sengit itu, Stern menatap pedangnya yang patah. "Huh, sial, pedangku patah lagi."

Tosca melihat ke pedang kayunya yang hangus. "Oh, itu tidak seberapa. Pedang kayuku sampai hangus dan tidak tersisa. Ditambah lagi, kau berhasil memotong sehelai rambutku."

Stern tersenyum tipis. Pemenang pertarungan ke-100 ini adalah Stern Aufleuchten.

Berita kemenangan Stern tersebar luas, dan sebagai janji, Alisha memberikan salah satu harta leluhurnya, The Great Maria, sebuah kalung yang dapat menambah stamina sebanyak dua kali lipat.

Setelah kejadian ini, Stern, Tosca, Alisha, dan Hudson menjadi lebih akrab. Lima hari kemudian, mereka berkumpul di markas kecil mereka, Tiger Wings, yang dibuat oleh Alisha. Markas itu menjadi tempat mereka berdiskusi dan merencanakan strategi.

Tosca mengajukan pertanyaan sambil menyerahkan minuman kepada Hudson. "Hudson, kau tahu dua bulan lagi bakal ada pertandingan antar Kamp Ksatria dan Penyihir. Ngomong-ngomong, ini jus esensi hati singa."

Hudson mengangguk sambil menerima minuman itu. "Ah, iya, makasih, Bro. Kemarin aku juga mendengarnya dari beberapa senior. Katanya akan ada empat tim dari Kamp Ksatria yang beranggota dua orang akan berhadapan dengan empat tim dari Kamp Penyihir."

Tosca melanjutkan, "Betul, dan juga akan ada dua tahap. Tahap pertama terdiri dari dua babak, yaitu pertandingan antar dua kelompok dan babak campuran. Sedangkan tahap kedua adalah pertandingan satu lawan satu."

Stern menyimak dengan seksama. "Ah, begitu. Aku paham."

Alisha memberikan ide. "Kalau begitu, tinggal kita tentukan tim. Tosca dan Stern di kelompok satu, aku dan Hudson di kelompok dua."

Hudson setuju. "Ah, iya ya. Dengan begitu, kita bisa menang."

Namun, Tosca dan Stern menolak ide tersebut.

Tosca menggeleng. "Aku tidak setuju. Meskipun aku dan Stern adalah partner yang sempurna dalam satu kelompok, itu justru membuat tim kita menjadi tidak stabil."

Stern menambahkan, "Betul. Meskipun kita unggul di babak pertama, itu cuma pertandingan antar dua kelompok. Belum lagi di babak kedua, pertandingan campuran, semua tim yang belum didiskualifikasi akan bergabung."

Tosca menjelaskan lebih lanjut, "Dan lagi, meskipun kami bisa mengatasi beberapa musuh, tapi jika musuhnya terlalu banyak, kami akan kewalahan pada akhirnya."

Hudson menyadari logika di balik penjelasan Tosca. "Ah, itu lebih masuk akal. Bisa dibilang, itu seperti menjebak diri sendiri dalam gerombolan."

Stern kemudian memberikan saran baru. "Gini saja, aku dan Tuan Putri akan berada di kelompok satu, dan Tosca serta Hudson di kelompok dua."

Tosca setuju. "Aku setuju karena Kamp Tiger Peak dan Purple Pegasus memenangkan kursi pertandingan ini, jadi dua lainnya akan dipimpin oleh Rendi Vaskerill dan Corin Libya."

Alisha terkejut. "Hmm, itu ide yang aku tidak kepikiran."

Stern bertanya, "Hmm, ada yang sudah tahu data musuh kita?"

Hudson mencoba mengingat. "Hmm, kalau tidak salah, yang kuingat kelompok satu adalah Jeremy Yjenn dan Karyn Saveney, kelompok dua Mikael Lauren dan Rachel Sieghart, dan kelompok tiga... siapa ya? Aku lupa lagi."

Tosca menjelaskan, "Kelompok tiga itu anggotanya cucu bungsu dari Kaisar Queensland, Mika Queensland, dan Daniel Weinger. Kelompok empat adalah tim yang paling harus diwaspadai, karena mereka adalah Si Duo Bintang Petir dan Angin."

Hudson penasaran. "Semengerikan apa kelompok empat itu sampai memiliki julukan itu?"

Tosca menjawab, "Yah, seperti aku dan Stern, kami bahkan juga mendapatkan julukan sebagai The Heavenly and Hellish Achiever. Dan tidak hanya itu, kami juga punya julukan masing-masing, yaitu aku, Tosca the Demonic Tiger."

Stern menambahkan, "Stern the Heavenly Dragon."

Alisha tertawa kecil. "Haha, sepertinya kita lebih untung. Tapi Tosca, apa kamu tahu siapa si Duo Bintang Petir dan Angin itu?"

Tosca menggeleng. "Huh, entahlah. Aku tidak tahu. Aku bahkan tidak pernah ke Kamp Penyihir sekalipun."

Hudson merasa frustasi. "Huh, kalau begini, mending latihan saja. Toh, masih dua bulan lagi."

Tosca mengingat sesuatu. "Oh ya, aku lupa. Aku harus mempelajari sesuatu. Aku pergi dulu ya, teman-teman."

Tosca pun kembali ke kampnya dan membuka sebuah buku yang berisi teknik tubuh dari daerah yang jauh, disebut Benua Timur. Teknik itu cukup aneh dan disebut oleh penduduk setempat sebagai "KULTIVASI" .