"Saga, kamu ada rencana untuk melakukan kudeta terhadap raja kah?"tanya Mikio sebelum mereka berpisah.
"Hanya satu cara yang ku tau, menghasut rakyat dari ras lain untuk memberontak"jawab Saga teringat akan tindakan Ryan yang menghasut wanita elf.
"Menurutku itu rencana bagus, tapi resikonya tinggi. Kau akan ditangkap sebagai pemberontak dan dihukum mati, ingat bahwa kau tidak melakukannya sendiri, jika kau ceroboh sedikit saja, maka anggota yang lain juga terbunuh karena mu"jelas Ryan yang mendengar perkataan Saga dan Mikio.
Seketika Saga langsung terdiam mendengar penjelasan Ryan, apa yang dikatakannya itu benar, karena yang memimpin rencana ini adalah dia dan jika membuat kesalahan, maka semua anggota yang jadi korbannya.
Raja tidak mungkin dia tidak menyadari kalau ada yang menghasut rakyatnya, pasti dia tidak akan tinggal diam saja dan menyuruh prajurit untuk segera mengeksekusi orang yang membuat kegaduhan di kerajaannya.
"Kau benar Ryan, aku hampir saja mencelakai anggota yang mengikuti ku"kata Saga memikirkan kembali rencana yang dibuatnya.
"Lalu, apa rencana mu untuk melawan raja iblis, Ryan?"tanya Mikio melihat ke arah Ryan.
"Kita semua harus menyusup ke dalam istana raja iblis dan bekerja dibawahnya"jawab Ryan. "Ini mungkin terdengar beresiko bagi kita, karena rencana ini sama saja seperti bunuh diri dengan masuk ke kandang macan"lanjutnya.
"Memang benar, lagian aku sudah memikirkan rencana lain, tapi yang kita hadapi adalah raja iblis, kemampuannya begitu kuat. Kita aja kemarin menghadapi naga berkepala tiga saja harus bekerjasama dan itu menguras banyak mana"kata Mikio.
Sebenarnya mereka tidak mau untuk melakukan kudeta dan melawan raja iblis, tapi sekarang mereka sudah dianggap pemberontak raja, tidak mungkin mereka hanya diam saja sebelum akhirnya raja mengirim banyak pasukan untuk menangkap mereka nanti, seperti kejadian yang menimpa mereka dulu sebelum tiba di dunia ini.
Adapun alasan untuk melawan raja iblis adalah, mungkin saja mereka bisa kembali ke dunia asal mereka setelah mengalahkan raja iblis, karena Saga dan Ryan ingin kembali ke bumi untuk melakukan pembalasan dendam atas kematian teman-teman mereka yang dibunuh oleh pemerintahan.
"Kita berpisah disini"kata Saga mengulurkan tangannya untuk berjabat tangan dengan Ryan.
"Setelah semuanya selesai. Kita berkumpul di sini"kata Ryan membalas jabatan tangan Saga.
Akhirnya mereka berpisah dengan berjalan ke arah yang berlawanan, tim yang dipimpin oleh Ryan memiliki jumlah 5, sedangkan tim yang dipimpin oleh Saga berjumlah 4.
Mereka semua awalnya ada sekitar 20-an, tetapi pembantaian yang dilakukan oleh pemerintah membuat jumlah mereka hanya tersisa 9 orang.
"Apa yang harus kita lakukan untuk masuk ke dalam istana?"tanya Ryan menoleh ke arah Mikio, sebab Mikio adalah orang yang pintar, pasti dia memiliki rencana.
"Ini kan rencana mu, tapi ku rasa kita harus melatih kemampuan kita dan meningkatkan jumlah mana kita sebelum masuk ke dalam istana raja iblis"jawab Mikio dengan wajah serius memikirkannya.
"Maaf menyela, dari yang ku dengar, sepertinya raja iblis sedang mencari prajurit baru, karena kekurangan prajurit dan sekarang yang mau jadi prajurit sedang melakukan pelatihan di camp"kata Yayan memberikan info yang berguna berkat kemampuan yang dimilikinya.
"Darimana kau mendengarnya?"tanya Mikio sedikit penasaran.
"Sekarang kan kita masuk ke desa yang dalam wilayah kekuasaan raja iblis. Aku mendengar pembicaraan warga disaat kita lewat"jawab Yayan.
"Bukankah ini bagus? Kita bisa menyamar sebagai prajurit untuk menyusup ke dalam istana raja iblis"saran Mikio.
"Aku setuju"ujar Ryan mengangguk mengiyakan saran Mikio.
Sementara itu pasukan yang dipimpin oleh Saga sudah memasuki sebuah desa yang tidak jauh dari ibukota. Mereka berencana untuk tinggal disini sambil melatih skill yang mereka miliki.
Desa tersebut bernama losenburg yang memiliki penduduk dari suku beragam ras, bisa dibilang desa ini adalah pembuangan dari orang yang tidak memiliki bakat sihir dan berpedang.
"Jadi ini desa buangan ya"kata Saga duduk melihat ke sekeliling.
"Kalian sadar gak kalau tanah di desa ini begitu subur, tapi kenapa warganya tidak mau bertani atau berkebun saja untuk bertahan"kata Ken.
"Kalian sadar gak kita ditodong cangkul oleh warga disini"kata Irul.
"Yare yare, sepertinya kita dianggap ancaman"kata Mahesa siap untuk menyerang.
"Jangan menyerang, biar aku yang bicara dengan mereka, kalau bisa diajak kompromi bakal bagus, karena kita akan tinggal di desa ini untuk sementara waktu"cegah Saga karena melihat teman-temannya siap-siap untuk menyerang.