Wilson merasakan bau maut dari kejauhan dan segera memerintahkan anggota klannya, "Mundur, mundur sekarang juga!"
Sebuah kelompok Count Klan Darah, masing-masing pernah sanggup menyisihkan segala oposisi di wilayah mereka.
Kini, seperti tikus kebingungan, mereka tidak berkata sepatah kata pun dan segera mengibaskan sayap mereka, mundur.
Huff, huff, huff!
Suara desis memecah langit mengisi telinga mereka, diikuti rasa tubuh mereka seolah-olah tersambar benda raksasa.
Sembilan pedang panjang, bercahaya merah, melintas seperti meteor, menembus tubuh mereka.
Sebaris Count Klan Darah, darah dan energi mereka bergolak, meledak menjadi kabut darah dengan bunyi dasyat, thud, thud, thud, di udara.
Seratus meter di langit, seolah-olah hujan darah telah jatuh, berdesis turun dan membasahi rumput di bawah.
Sembilan Panah Tulang Naga hampir memusnahkan seluruh Klan Darah, hanya meninggalkan Wilson selamat.
Matanya memerah, dia meraung serak, "Penduduk Timur..."
