Ini memang sebuah gurun putih, dengan tiada apa pun selain dataran es yang tak berujung, tiada jejak apapun, tiada kehidupan sama sekali. Tak ada Serigala Salju yang ganas, tak ada penguin yang dijumpai sepanjang perjalanan, ataupun berbagai hewan kecil dari dataran es. Hanya ada hamparan luas keputihan, sebuah ladang es yang tak berkesudahan, tanpa gletser atau gunung-gunung salju yang tersusun. Hanya ada angin yang mengaum, seolah ingin merobek segala sesuatu di sini hingga berkeping-keping. Sikong menggunakan Tubuh Pelindung Qi-nya, dan es telah terbentuk di atas peti kristal di belakangnya.
"Di mana Pemimpin Istana?" Sikong melihat ke sekeliling.
Jika Sikong tidak mendengar dari gurunya bahwa Ni Cangtian melakukan peribadatan keras di Kutub Antartika, ia takkan pernah membayangkan ada orang yang bisa tinggal di tempat ini selama tiga puluh tahun. Belum lagi tiga puluh tahun, bahkan menghabiskan satu bulan di sini pun terasa mustahil baginya.