Hera tak bisa menahan tawa kecilnya, matanya bertemu tatapan Leo yang gelisah saat ia terengah-engah, berusaha sekuat tenaga untuk melawan hasratnya dan mendapatkan kembali kendali. "Baiklah," katanya dengan suara lembut, suaranya penuh kehangatan. "Saya percaya Anda tidak akan menyakiti saya. Jadi, bagaimana kalau kita masing-masing minum antidotnya dan melihat kemana hubungan kita berjalan dari sini?"
Setiap wanita ingin merasakan kemanisan cinta dan diperlakukan dengan baik oleh pria yang mereka kagumi, dan Hera tidak berbeda. Dalam keadaan normal, dia juga mendambakan untuk jatuh cinta, tidak karena kewajiban atau untuk melindungi diri dari orang tertentu atau mengubah takdirnya, tetapi demi kebahagiaan yang murni dan tidak ternoda. Dia mendambakan cinta di mana tidak hanya hati mereka yang saling mengikat, tetapi juga jiwa mereka. Dia ingin merasakan semua itu tanpa beban tanggung jawab yang terus-menerus dan bahaya yang selalu mengintai di sekelilingnya.