Hera terkejut saat tangan Leo menemukan tempatnya di belakang kepala Hera, sentuhannya mengirimkan getaran ke seluruh tulang punggungnya. Dengan lembut membelai daun telinganya, Leo memperdalam ciuman mereka, lidahnya dengan halus menjelajahi kedalaman mulutnya. Tersihir oleh kelezatan rasanya, Leo tidak bisa menahan diri untuk mendorong lebih jauh, terbuai dalam momen bersama Hera. Yang bisa dia pikirkan hanyalah dia—kelembutannya, setiap desah dan erangan lembutnya, sebuah bukti penyerahan nafasnya pada pelukan mereka.
Seketika, pikiran Leo dipenuhi dengan gambaran hubungan masa lalu Hera dengan Alexi, membangkitkan kecemburuan yang hebat dalam dirinya. Pikiran adanya pria lain yang bahkan mencium Hera membuatnya merasakan kepemilikan yang tidak rasional. Dalam sebuah momen emosi yang tak terkendali, dia menggigit bibir Hera, tidak cukup keras untuk menyakiti tapi cukup untuk membuatnya menjadi merah dan lembut.
